Rabu, 13 Agustus 2014

BAB I. KELAPA SAWIT, umum .

BAB I. KELAPA SAWIT, umum .


1.01.   Kelapa sawit , riwayatmu dulu .

Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) diyakini berasal dari Afrika Barat,walaupun demikian ,kelapa sawit ternyata  cocok dikembangkan diluar daerah asalnya ,termasuk di Indonesia.
Tahun 1848,   Pemerintah  colonial   Belanda  mendatangkan    empat  batang  bibit    kelapa sawit dari Mauritius , Afrika Barat dan Amsterdam masing-masing dua batang yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor. Selanjutnya hasil anakannya dipindahkan ke Deli , Sumatera Utara. Di Deli ini selama beberapa puluh tahun kelapa sawit telah berkembang biak  namun hanya berperan sebagai tanaman hias disepanjang jalan sehingga potensi yang sesungguhnya belum tergali.
Tercatat beberapa percobaan pembudidayaan kelapa sawit  dilakukan di MUara Enum tahun 1869, Musi Hulu tabun1870, dan di Belitung tahun 1890,hasilnya belum memuaskan karena masyarakat pekebun ragu-ragu terhadap prospek ekonomis perkebunan kelapa sawit .
Mulai 1911 , barulah kelapa sawit dibudidayakan  secara komersial . Orang yang merintis  usaha ini  adalah Adrien Hallet , seorang Belgia  yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Ia mengusahakan perkebunan kelapa sawitnya di Sungai Liput  ( Aceh ) dan di Pulu Radja ( Asahan ). Rintisan Hallet kemudian diikuti oleh K. Schadt di daerah Tanah Itam Ulu ,Kabupaten Batu Bara , Sumatera Utara. Budidaya kelapa sawit  yang diusahakan secara komersil oleh A.Hallet  dan kemudian diikuti K. Schadt ,menandai lahirnya perkebunan kelapasawit di Indonesia.
Perkebunan kelapasawit di Indonesia berkembang pesat di daerah Aceh dan Pantai Timur Sumatera ( Deli ), ekspor perdana minyak dan intisawit ke Eropa dilakukan tahun 1919.
Pasang surut industri kelapa sawit di Indonesia  sejak masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, masa revolusi fisik , sampai pemberotakan PRRI/Permesta , pengambil alihan perusahaan asing oleh Negara, rongrongan politik dari PKI, telah merubah posisi Indonesia yang semula sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia .
Barulah pada masa awal orde baru pengusahaan kelapa sawit dilakukan oleh dua perusahaan,yaitu Perusahaan Perkebunan Negara dan Perusahaan Besar Swasta Nasional / Asing.
Dominasi perusahaan perkebunan atas kelapa sawit berakhir pada tahun 1975 ketika pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat tani Aek Nabara, Labuhan Batu , Sumatera Utara ,untuk membudidayakan kelapa sawit  dengan menjadi peserta Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat Sumatera Utara ,P3RSU, pada proyek tersebut tiap petani peserta mendapat jatah 2 ha lahan kebun kelapa sawit.
Setelah itu pada tahun 1977/1978 diperkenalkan Pola Perusahaan Inti Rakyat dalam bentuk proyek NES/PIR , yaitu PIR Lokal, PIR Khusus, PIR Trans, selanjutnya bermunculan perkebunan rakyat swadaya seperti sekarang ini.(disarikan dari buku Kelapasawit, usaha budidaya, pemanfaatan hasil dan aspek pemasaran ,penerbit Penebar Swadaya,1992 )


Professional :
Seseorang yang mempunyai sekumpulan nilai – nilai kecakapan, kejujuran dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan , serta punya visi dan misi.   

Bekerja yang baik ( paradigma baru tentang bekerja ):
·        Bukan mencari uang.
·        Melayani orang lain dengan sepenuh hati
·        Bukan sekedar menyelesaikan tugas.
·        Ikut memikirkan kepentingan perusahaan.





1.02. Jenis/Varietas Kelapa Sawit.   
(OIL PALM  = ELAIS GUINEENSIS JACQ ) 

Parameter
Dura
Tenera
Pisifera
Tebal cangkang ( mm)
2  -  8
0,5 – 4
0
% daging buah thd buah
33- 35
66 - 90
100

  1. Peralihan  TBM  =>  TM.
-  umur tanaman telah   28 – 36 bulan.
-  60% telah berbuah  dengan berat min. 3kg.
    2.  Jarak tanaman 9,0 x 7,8  m, bentuk segitiga   
         sama sisi.
    3.  Jumlah pohon / ha   =  143 pohon.
4.    Umur bibit terseleksi = 8  -  12 bulan.


% terhadap
TBS
Dura
Congo
Dura
Deli
Tenera
Came run
Tene ra Co ngo
Pisi fera
Mesocarp
40
60
72
80
100
Nut
60
40
28
20
0
Fresh Kernel
12
8
10
8
0
Shell
48
32
18
12
0
Palm Oil
19,6
29,4
35,3
39,2
49
PK Oil
5,3
3,6
4,5
3,6
0
Sumber : porim







1.03.  Material Balance DXP ( Tenera )

1.       Bila anda ingin dianggap penting oleh orang lain , maka layani kepentingan orang lain dengan sepenuh hati.
2.       Ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah semata – mata mencari ridho Allah swt


1.04.Strategi Perusahaan Kebun Kelapasawit.


1     Sasaran produksi kebun yang disebut dengan produksi minyak per ha akan merangsang perlakuan panen mengarah pada pemotongan buah matang & menghindari buah mentah.
  1. Minyak dan Inti Sawit yang dihasilkan oleh pabrik merupakan resultante  antara kualitas  buah dan kinerja pabrik.
  2. Analisis kinerja pabrik merupakan dasar bagi manajemen pabrik  dalam upaya efisiensi pengutipan minyak dan inti sawit serta penurunan biaya olah.
  3. Manajemen mutu terpadu dalam pengelolaan pabrik minyak sawit sangat dibutuhkan dalam pencapaian sasaran.




5.      Analisis Kinerja Pabrik.

5.1.       Proses Pengolahan.
5.1.1.          Kapasitas Olah sesuai kapasitas terpasang.
5.1.2.          Stagnasi dibawah 3 %.
5.1.3.          Randemen minyak dan Inti.
5.1.4.          Kehilangan minyak dan inti.
5.1.5.          Indeks  Produktivitas Pabrik.
5.1.6.          Mutu mampu bersaing.

5.2.       Pengendalian Proses.
5.3.       Pengawasan mutu.
5.4.       Pembinaan SDM
5.5.       Efisiensi Mesin dan Peralatan .
5.5.1.          Pengoperasian Mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.2.          Pemeliharaan mesin / Peralatan / Instalasi.
5.5.3.          Kalibrasi alat.
5.5.4.          Pengadaan barang / bahan.










1.05.  Faktor Randemen.



Umur Tanaman      ( Tahun )
Faktor Minyak ( %)
Faktor  Kernel ( %)
          3
     0,60
    0,75
          4
     0,70
    0,84
          5
     0,79
    0,90
          6
     0,85
    0,94
          7
     0,89
    0,97
          8
     0,92
    0,99
          9
     0,94
    1,00
         10
     0,96
    1,00
         11
     0,97
    1,00
         12
     0,98
    1,00
         13
     0,99
    1,00
         14
     1,00
    1,00
       >15
     1,00
    1,00
Potensi Randemen :
Varietas Tanaman                        =   D x P
Randemen maksimum      minyak  =   25 %
                                      Kernel   =   6 %    




1.06.   Komposisi beberapa asam lemak  dalam tiga jenis minyak nabati.

Asam lemak
Jumlah
Atom C
Minyak
 Sawit  %
Minyak Inti
Sawit %
Minyak Kelapa
%
Asam lemak jenuh




Oktanoat
Dekanoat
Laurat
Miristat
Palmitat
Stearat
8
10
12
14
16
18
-
-
1
1 – 2
32 – 47
4 - 10
2 – 4
3 – 7
41 – 55
14 – 19
6 – 10
1 - 4
8
7
48
17
9
2
Asam lemak tidak jenuh




Oleat
Linoleat
Linolenat
18
18
18
38 – 50
5 – 14
1
10 – 20
1 – 5
1 - 5
6
3
-






1.07.   Kandungan kolesterol pada bbrp minyak nabati dan lemak daging

No
  Jenis minyak
Kadar
Kolesterol(ppm)
Rata-rata
(ppm)
Golongan
1
2
3
4
5
6
Minyak sawit
Minyak kedelai
Minyak rape
Minyak jagung
Mentega
Lemak daging
12 – 19
20 – 35
25 – 30
10 – 95
1400 – 3200
800 - 1400
16
28
28
57
1300
1100
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Tinggi
Tinggi



1.08.   Analisis gizi beberapa minyak nabati  per 100 gram.



Zat makanan
Minyak
Sawit
Minyak kelapa
Minyak
K. Tanah
Minyak Wijen
Kalori  ( kal )
Protein (g )
Lemak  ( g)
Vitamin A  ( SI)
900
0
100
60.000
886
1
98
0
900
0
100
0
900
0
100
0







1.09.   Kriteria matang panen ,randemen dan alb varietas Tenera.

Kematangan
Panen
Fraksi
Berondolan luar Lepas %
TBS
Dipanen %
Randemen
Minyak %
ALB
%
Sangat mentah
F00
0
     0
     14
  1,5
Mentah
F0
1  -  12,5
     0
     18
  1,6
Kurang matang
F1
12,5  -  25
     20
     21,6
  1,7
Matang I
F2
25  -  50
     35
     22,6
  1,8
Matang II
F3
50  -  75
     30
     23,1
  2,1
Lewat matang I
F4
75  - 100
     10
     22,9
  2,6
Lewat matang II
F5
Bh dlm lepas
     5
     21
  3,8
Brondolan segar



     45
3,5-4,6
Brondolan busuk



     35
   15
Norma pengutipan berondolan 12,5% terhadap total TBS


Bukan kewajibanlah yang membuat orang berhasil dalam hidup tapi rasa indah dan kasih sayang.

Dengan mempelajari Falsafah Kodok rebus dan manajemen atap bocor, berguna  untuk implementasi pada pekerjaan.

     1.10.Angka Nilai Panen.

1.    Definisi
Angka nilai panen (ANP) adalah angka yang menggambarkan tingkat kualitas panen dari suatu Divisi.
2.  Metode
Metodenya adalah penghitungan berdasarkan hasil sortasi di POM dengan menggunakan factor penalty pada setiap kualifikasi TBS.
3.    Kegunaan
-      Mendeteksi tingkat kualitas panen di Divisi.
-      Sebagai dasar penilaian Staf Divisi dan penilaiannya akan semakin Kuantitatif.
-      Dapat mendorong  perbaikan kualitas panen
4.    Kelas angka nilai panen.
Kelas
ANP
Nilai
A
> 85
Baik
B
    71 -  84
Sedang
C
<70
Buruk





5.   Kriteria Mutu TBS dan Faktor Penalty
No
Kondisi
Kualifikasi
%
Faktor Penalty
1.
Tidak ada buah memberondol, buah masih hitam
Sangat mentah
0
- 2
2.
1 bh - 12,5 % buah lapis luar memberondol
Mentah
0
- 1
3.
12,5 - 25 %  buah lapis luar memberondol
Mengkal
20
0,7
4
25 - 50 %  buah lapis luar memberondol
Masak Normal
67
1
5.
50 -75 %  buah lapis luar memberondol
6.
75 -100 %  buah lapis luar memberondol
Terlalu masak
10
0,7
7.
Buah lapis dalam ikut membrondol
8.
Buah sudah lembek, berair, bau busuk.
Busuk
0
- 2
9.
Buah sudah berwarna jingga tapi tidak memberondol
Abnormal
3
0
10
Panjang tangkai lebih dari 2,5 cm
Tangkai panjang
0
- 2
11
Tidak ada buah pada tandan
Tandan kosong
0
- 2












6.    Contoh Perhitungan
No
Kualifikasi
Hasil Sortasi
Faktor Penalty
Nilai
1
Mentah
1.72
- 2
- 3,44
2
Mengkal
9.44
+ 0,7
6,608
3
Masak Normal
83.26
+1
83,26
4
Terlalu Masak
3.86
+0,7
2,702
5
Busuk
0.43
- 2
- 0,86
6
Kosong
0
- 2
0
7
Abnormal
3
0
0
8
Tangkai Panjang
0.86
- 2
- 1,72
Angka Nilai Panen
86,55
Kelas A
Baik

    

1.11.Keunggulan penting minyak sawit

Minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan penting dibanding minyak nabati lainnya :

  1. Produktivitas per  ha  lebih tinggi, 6,5 ton dibanding kedelai  0,4 ton, lobak 0,51 ton, bunga matahari 4 ton, kelapa 4 ton, zaitun 3 ton , rapeseed 1,5 ton.

  1. Sosok tanamannya cukup tangguh, terutama bila terjadi perobahan musim, jika dibanding dengan  tanaman penghasil minyak nabati lain yang umumnya berupa tanaman semusim.

Keluwesan dan keluasan  dalam keragaman kegunaan bidang  pangan maupun non pangan, diantara minyak nabati  sifat interchangeable minyak sawit  cukup menonjol

Tidak ada komentar: