Rabu, 13 Agustus 2014

BAB III Tehnologi Pengolahan (bag,3)



3.02.     MENJALANKAN DAN MENGHENTIKAN OPERASI PABRIK

Untuk menjaga kelancaran proses produksi dan keamanan baik material maupun personil, maka untuk menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat pabrik perlu dipedomani hal berikut :

1.                   Assistant pabrik bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat-pesawat di pabrik.

2.                   Sebelum pesawat-pesawat dan mesin-mesin dioperasikan terlebih dahulu dilaksanakan hal-hal :
2.1.    Pemeriksaan kondisi antara lain pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.
2.2.    Setiap kepala kerja melakukan pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check list) yang pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada Assistant pabrik.
2.3.    Assistant pabrik menetapkan seluruh atau sebahagian stasiun yang boleh dijalankan. Pada umumnya ketika panen rendah pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu bengkel umum mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna menghadapi masa panen puncak.

3.                   Sewaktu mesin-mesin bekerja, Assistant pabrik harus melakukan tindakan pengawasan. Pencatatan data dilakukan oleh para operator harus cermat dan tepat, misalnya pencatatan data dikamar mesin mengenai tekanan uap, suhu uap, tegangan serta beban listrik.

4.                   Jika terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi segera dilaporkan kepada Mill Manager.

5.                   Segala kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant pabrik.

6.    Penyediaan bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di gudang harus cukup untuk menghindari terjadinya stagnasi.

7.    Dalam buku jurnal pabrik dicatat data pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti, kerusakan-kerusakan yang terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan, tegangan listrik dan lain-lain.

8.    Tidak dibenarkan Assistant pabrik meninggalkan pabrik yang sedang bekerja.

9.    Mill Manager dan Assistant Bengkel Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan pemeriksaan pada mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk dalam operation manual dilaksanakan dengan baik.

10. Petunjuk menjalankan dan memberhentikan pesawat-pesawat  pabrik sebagai berikut :
10.1.     Persiapan pengoperasian pabrik
Diperlukan persiapan yang baik agar pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai sasaran kapasitas serta mutu hasil olah.
Persiapan ini meliputi semua bidang kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan tenaga kerja serta lainnya

10.1.1.    Mesin dan Peralatan
Semua mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan dilaksanakan secara teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan kerusakan. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya stagnasi yang mengakibatkan penurunan produktifitas.

10.1.2.    Keadaan Pelumas
Keadaan pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan pelumas ini merupakan keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum terlambat.

10.1.3.    Bahan Bakar
Pemeriksaan bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3 jam, yaitu Fibre (ampas kering) dan cangkang.
Bahan bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.
Dalam hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah akan diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan kosong.

10.1.4.    Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS)
Pemeriksaaan laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan perkiraan lama operasi.

10.1.5.    Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum operasi, periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai dengan kebutuhan setiap stasiun.

10.2.     Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal proses.
Dihidupkan dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start berikutnya dilakukan setelah mesin berjalan normal.
Urutan-urutan pengoperasian mesin-mesin dilakukan sebagai berikut :
10.2.2.      Turbin uap
10.2.3.      Lemari pembagi listrik (Switch Board)
10.2.4.      Bejana uap bekas (back pressure vessel =BPV)
10.2.5.      Stasiun Kempa
10.2.6.      Stasiun pemurnian minyak
10.2.7.      Stasiun pengolah biji
10.2.8.      Stasiun rebusan

10.2.1.    Ketel Uap
Ketel uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
a.            Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.
b.            Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.
c.            Seluruh peralatan pengaman ketel dalam kondisi baik.
d.            Tinggi permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.
e.            Dapur dalam keadaan bersih.
                     Bahan bakar cukup tersedia.

f.             Menghidupkan ketel uap dilakukan sebagai berikut :
g.            Buka kran buang udara pada drum super heater.
h.            Drain air pada gelas penduga.
i.              Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama ± ½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.
j.              Pasang api.
k.            Setelah api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).
l.              Hidupkan Conveyor bahan bakar.
m.           Hidupkan Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10 – 30 mm Hg).
n.            Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap dicoba.
o.            Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama ± ½ menit.
p.            Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan sampai terbuka penuh.
q.            Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja.

10.2.2.    Turbin Uap
Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
=a. Klep pengaman (trip emergency valve) dalam keadaan bebas.
=b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.
=c.  Air pendingin turbin cukup.



Menghidupkan dan mengoperasikan turbin dilakukan sebagai berikut :
=a. Buka kran air pendingin.
=b. Buka kran air kondensat.
=c. Buka kran air buangan turbin.
=d. Stel “Load Limit” pada kedudukan skala 2  
      sampai 3.
=e. Stel “Speed Drop” pada kedudukan skala
      10.
f. Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan  sampaipenuh.
  1. Buka stang steam chest agar turbin mulaiberjalan.
  2. Periksa putaran dengan melihat rpm padaTachometer. Apabila rpm kurang dari 4500, putar Speed Control sampai diperoleh putaran normal.
  3. Buka uap induk bagian atas perlahan-
         lahan sampai batas maximum.
  1. Setelah turbin berjalan normal dan voltage menunjukkan 380 volt, saklar induk pada lemari saklar (Switch Board) dimasukkan dan turbin siap dibebani.



10.2.3.    Switch Board
Sebelum saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
Saklar pembagi dalam keadaan bebas (OFF).
Instrumen dan atau meteran dalam keadaan bekerja baik.

Pengoperasian dilakukan sebagai berikut :
=a. Masukkan saklar induk pada posisi (“ON”).
=b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut (saklar-saklar pada setiap stasion dalam keadaan “OFF”).
=c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik (genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.
=d. Hidupkan genset kedua.
=e. Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.


=f. Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi  tiap pase telah sama dan lampu beban nol telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan (“ON”).
=g. Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan paralel terpisah kembali.

10.2.4.    Bejana uap bekas (Back Pressure Vessel)
Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk pengolahan terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang membutuhkan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada BPV adalah:
=a. Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by pass) dari Boiler.
=b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.




10.2.5.    Stasiun Kempa (Press)
Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
=a.   Stasiun dalam keadaan bersih.
=b.   Digester, press, conveyor dan seluruh
        peralatan dalam kondisi baik.
=c.   Seluruh kran uap dan minyak dalam
        keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

Menjalankan Stasiun Pressan.
Dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan sebagai berikut :
Conveyor bahan bakar ketel uap (fuel conveyor)
1.   Air Lock Fibre Cyclone
2.   Blower Fibre Cyclone
3.  Timba Biji (Nut Elevator)
4.  Depericarper
5.  Cake Breaker Conveyor
6.  Pompa minyak kasar (Crude Oil Pump
     atau  R.O.Pump)
7.  Saringan bergetar (Vibrating Screen)
2.    Ketel adukan (Digester)
3.    Conveyor pembagi (Distributing Conveyor)
4.    Pengempa (Screw Press)
5.    Conveyor Buah (Fruit Conveyor)
6.    Timba Buah (Fruit Elevator)
7.    Conveyor Janjangan Kosong (Empty Bunches Conveyor)
8.    Penebah (Thressing Machine)
9.    Pengisi Otomatis (Automatic Feeder)
10. Alat Pengangkat (Hoisting Crane)

10.2.6.Stasiun Pemurnian Minyak (Stasiun Klarifikasi)
Peralatan di stasiun klarifikasi minyak baru dapat dioperasikan apabila :
a.            Semua peralatan dalam keadaan bersih.
b.            Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
c.            Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
d.            Alat-alat pengukur (manometer dan Thermometer) dalam keadaan baik.
e.            Temperatur minyak dan air sesuai dengan ketentuan.

Menjalankan stasiun klarifikasi, dilakukan sebagai berikut :
1.Menghidupkan Sentifugal Minyak (Oil Purifier) sebagai berikut :
2.Rem dalam posisi bebas (terbuka).
3.Air dingin dalam tangki pengisi harus tersedia.
4.Control valve pada posisi angka 2 (air pengisi bowl terbuka).
5.Tutup kran minyak ke ke floater tank.
6.Buka kran air panas.
7.Start motor penggerak
8.Perhatikan apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.

Menghidupkan sludge separator dengan cara :
Sebelum start :
1.Air suplesi dibuka kecil (klep pada sight gelas 1-30).
2.Rem dalam keadaan bebas (terbuka).
Kran Sludge ditutup rapat

Start sebelum putaran normal :
a.Start electromotor (beban 35 – 40 amp)
Jika putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan diperiksa kembali kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle tersumbat.

b.Mesin dibiarkan jalan  sampai putaran normal (tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm ataupun revolution counter berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)

Setelah putaran normal :
a.Proses pengolahan dapat dimulai.
b.Selama proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar ± 150.
c.Beban motor ± 28 amp.
d.Apabila selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle dicuci kembali.
e.Hidupkan brush strainer.
f.Hidupkan pre cleaner.

Menghidupkan Decanter dengan cara :
a.Periksa baut-baut apakah sudah terikat kuat.
b.Hidupkan power supply (switch on) pada panel.
c.Tekan saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10 detik tekanan press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.
d.Waktu starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.
e.Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil tertutup).
f.Periksa sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia  ataupun benda-benda yang dapat merusak dan kemudian jalankan conveyor dengan menekan saklar.
g.Buka kran air panas dengan pengisian ± 2 m3/jam selama 5 menit.
h.Periksa kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan temperatur crude oil 950C.
i.Pembuangan pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung  pada jumlah pasir yang terlihat pada glass penduga.
j.Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan sampai mencapai 10 – 12 m3 per jam.
k.Perhatikan pengisian agar beban tidak terlalu berat.
l.Mesin bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.

10.2.7.    Stasiun Pengolah Biji (Kernel Plat)
Menjalankan stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan peralatan sebagai berikut :
1.     Pneumatic transport inti dibawah kernel silo.
2.     Air Lock Kernel Silo.
3.     Shaking Grade Kernel Silo.
4.     Fan Kernel Silo.
5.     Buka penuh semua kran uap pemanas kernel silo.
6.     Kernel Conveyor diatas Kernel Silo.
7.     Pneumatic Transport inti dan cangkang.
8.     Air Lock inti dan cangkang.
9.     Dewatering Drum Hydrocyclone atau Dewatering Drum Kaolin/Clay.
10.  Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone atau Kaolin Bath.
11.  Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin Bath ketika air dalam bak cukup.
12.  Air Lock dan Light Tenera Dust Separator (LTDS) Fan.
13.  Nut Recycling Conveyor.
14.  Cracked Mixture Conveyor.
15.  Cracked Mixture.
16.  Vibrating Grade.
17.  Nut Cracker.
18.  Nut Grading Drum.
19.  Nut Elevator  ke Nut Grading Drum.
20.  Nut Conveyor dibawah Nut Silo.
21.  Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka kran uap pemanas.
22.  Nut Conveyor  diatas Nut Silo




10.2.8.    Stasiun Rebusan
Untuk menghidupkan Stasiun Rebusan ini dilakukan sebagai berikut :
1.    Buka Pintu Rebusan.
2.    Pasang Jembatan dari rail track ke rebusan.
3.    Lori berisi TBS dimasukkan ke dalam rebusan.
4.    Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran, packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.
5.    Angkat jembatan lori rebusan.
6.    Tutup pintu rebusan sampai terkunci baik.
7.    Merebus buah dengan sistem 3 puncak.


10.3.        Menghentikan Pabrik Minyak Sawit


Pabrik dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar berturut-turut dengan interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya dilakukan setelah alat didepannya berhenti. Untuk menghentikan peralatan yang sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
10.3.1.Stasiun Rebusan
Kalau buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah masak. Pada akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan perawatan.
a.Tutup kran masuk.
b.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.
c.Kran buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.
d.Kran buangan air kondensat dibuka.
e.Kosongkan semua lori-lori rebusan yang berisi buah masak.

10.3.2.    Stasiun Penabah
a.Alat pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada bagian ujung kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan sprocket tergantung diatas automatic feeder.
b.Kosongkan automatic feeder dan threshing drum dan berhentikan.
c.Kosongkan Empty Bunch Conveyor (EBC) dan dihentikan.
d.Kosongkan Fruit Conveyor dibawah bantingan machine dan dihentikan.
e.Kosongkan Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan biarkan jalan sampai dengan stasiun pressan dihentikan.

10.3.3.    Stasiun Pressan
a.Hentikan Fruit Elevator.
b.Hentikan Fruit Distributing Conveyor.
c.Kosongkan Digester dan hentikan, kemudian tutup kran-kran uap.
d.Kosongkan screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.
e.Kosongkan Crude Oil Gutter dan tutup kran air.
f.Hentikan Vibrating Screen dan tutup kran air.
g.Kosongkan Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.
h.Hentikan Crude Oil Pump dan tutup kran minyak.




10.3.4.    Stasiun Depericarper
a.Kosongkan Cake Break Conveyor dan hentikan  kemudian tutup semua kran uap.
b.Kosongkan Polishing Drum dan hentikan.
c.Hentikan Fibre Cyclone Fan dan Air Lock.
d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.
e.Kosongkan Nut Conveyor diatas Nut Silo dan hentikan.

10.3.5.    Stasiun Pabrik Biji
a.Hentikan Shaking Grade Nut Silo.
b.Hentikan Nut Silo Fan dan tutup kran-kran uap.
c.Kosongkan Nut Conveyor dibawah Silo dan hentikan.
d.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.
e.Kosongkan Nut Grading Drum dan hentikan.
f.Kosongkan Nut Cracker dan hentikan.
g.Kosongkan Nut Elevator dan hentikan.
h.Kosongkan Cracked Misture Vibrating Grade dan hentikan.
i.Kosongkan Cracked Mixture Conveyor dan hentikan.
j.Kosongkan Nut Recycling Conveyor dan hentikan.
j.Hentikan LTDS Fan dan Air Lock.
k.Kosongkan Hydrocyclone atau bak Kaolin Bath dan hentikan pompa-pompanya.
l.Kosongkan Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.
m.Hentikan Air Lock inti dan cangkang.
n.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan cangkang kemudian hentikan.
o.Kosongkan Kernel Conveyor dan hentikan.
p.Hentikan Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.
p.Kosongkan Shaking Grade Kernel Silo dan hentikan.
r.Hentikan Air Lock Kernel Silo
s.Kosongkan Pneumatic Transport inti dan hentikan.




10.3.6.    Stasiun Klarifikasi
a. Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank (CST) dan tutup kran-kran uap.
b.Kosongkan Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.
c. Kosongkan Vacuum Dryer, tutup kran-kran uap dan air.
d.Hentikan Oil Pump dibawah Vacuum.
e.Kosongkan Flow Meter dan tangki minyak.
f.Hentikan pompa minyak ke tangki timbun.
g.Kosongkan tangki Sludge dan tutup kran-kran uap.
h.Hentikan Brush Strainer kemudian tutup kran air.
I,Hentikan Pre-Cleaner (Sand Cyclone).
j.Hentikan Decanter.
k.Tutup kran Crude Oil.
l.Buka kran air panas dengan kapasitas 10 m3/jam selama ± 43 menit.
m. Matikan mesin dengan menekan saklar “OFF”.
  1. Tutup kran air.
  2. Biarkan Rotor berputar dan akan berhenti setelah 45 menit.
  3. Matikan Power Supply (Switch “OFF”) pada panel.
  4. Tutup kran air pendingin.
  5. Bersihkan bagian luar dan sekitar Decanter.
  6. Hentikan pompa Sludge dan tutup kran Sludge yang menuju ke Sludge Separator.
  7. Biarkan Sludge Separator berjalan beberapa saat dengan isi air panas untuk pembersihan dan kemudian dihentikan. Tutup kran air panas.
  8. Hentikan pompa Reclaimed Oil Tank.

10.3.7.    Kamar Mesin
Sebelum menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin kemudian :
    1. Turunkan tekanan pada Back Pressure Vessel sampai dengan 0 kg/cm.
    2. Pindahkan beban ke mesin Diesel.
    3. Buka kran-kran kondensat.
    4. Turunkan putaran mesin dengan memutar Syncronizing.
    5. Tutup kran induk uap masuk.
    6. Tutup kran uap bekas ke Back Pressure Vessel (BPV).
    7. Tutup kran air pendingin.

10.3.8.    Stasiun Boiler
a.Kosongkan dan hentikan Fuel Conveyor, Fuel Feeder, Blower dan tarik api.
b.Turunkan tekanan dengan mengadakan sirkulasi air dan blow down.
c.Buka kran buangan angin pada super heater.
d.Buka kran kondensat.
e.Tutup kran induk.
f.Atur level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya matikan pompa-pompa air dan Chemical Pump.
g. Tutup kran-kran uap pada Deaerator dan Feed Tank.


10.4.        Monitoring dan Evaluasi
10.4.1.    Dalam pengelolaan pabrik pengolah hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian manajemen adalah efisiensi. Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil (out put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.
Masalah efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan mengakibatkan kerugian besar.

10.4.2.    Berdasarkan landasan tersebut maka pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan dengan benar dan tepat disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan rusak sifatnya harus dilakukan pengawasan ekstra ketat.




10.4.3.     Sumber kerugian yang utama di pabrik adalah :
Kehilangan produksi (losses) :
a. Minyak sawit
b. Inti sawit


10.4.4.Kehilangan Produksi (Losses)
Kehilangan produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi pabrik pengolahan kelapa sawit ada beberapa alat yang secara teknik menjadi tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak mungkin dihilangkan, maka norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas peralatan.
Bila dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan karena ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan tersebut.

Kehilangan minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :

1 komentar:

sabrinaudovich mengatakan...

This is what makes these two types of wheels: titanium element
This is what makes titanium white these titanium mug two types of wheels: titanium element. titanium rod These two types of wheels: titanium granite countertops titanium element · 10-foot diameter womens titanium wedding bands handle · The