3.02. MENJALANKAN DAN MENGHENTIKAN OPERASI
PABRIK
Untuk menjaga kelancaran proses
produksi dan keamanan baik material maupun personil, maka untuk menjalankan dan
memberhentikan pesawat-pesawat pabrik perlu dipedomani hal berikut :
1.
Assistant
pabrik bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat-pesawat di pabrik.
2.
Sebelum
pesawat-pesawat dan mesin-mesin dioperasikan terlebih dahulu dilaksanakan
hal-hal :
2.1. Pemeriksaan kondisi antara lain
pelumasan, alat keamanan, baut pondasi dan lain-lain.
2.2. Setiap kepala kerja melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan formulir pemeriksaan (check list) yang
pengisiannya dilakukan oleh kepala kerja sendiri dan kemudian diserahkan kepada
Assistant pabrik.
2.3. Assistant pabrik menetapkan seluruh
atau sebahagian stasiun yang boleh dijalankan. Pada umumnya ketika panen rendah
pabrik dioperasikan dengan 1 (satu) line instalasi. Sementara itu bengkel umum
mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap instalasi line yang tidak bekerja guna
menghadapi masa panen puncak.
3.
Sewaktu
mesin-mesin bekerja, Assistant pabrik harus melakukan tindakan pengawasan.
Pencatatan data dilakukan oleh para operator harus cermat dan tepat, misalnya
pencatatan data dikamar mesin mengenai tekanan uap, suhu uap, tegangan serta
beban listrik.
4.
Jika
terjadi kerusakan, segera diperbaiki dan kerusakan yang tidak dapat diatasi
segera dilaporkan kepada Mill Manager.
5.
Segala
kerusakan dan perbaikan di pabrik adalah tanggung jawab langsung Assistant
pabrik.
6. Penyediaan bahan-bahan seperti minyak
pelumas, minyak gemuk, bahan bakar, suku cadang di gudang harus cukup untuk
menghindari terjadinya stagnasi.
7. Dalam buku jurnal pabrik dicatat data
pabrik, misalnya jam mulai bekerja, pabrik berhenti, kerusakan-kerusakan yang
terjadi, perbaikan yang dilakukan, data-data teknis seperti suhu, tekanan,
tegangan listrik dan lain-lain.
8. Tidak dibenarkan Assistant pabrik
meninggalkan pabrik yang sedang bekerja.
9. Mill Manager dan Assistant Bengkel
Umum / Maintenance secara periodic dan teratur mengadakan pemeriksaan pada
mesin-mesin yang bekerja dan apakah instruksi-instruksi dan petunjuk dalam operation manual dilaksanakan dengan
baik.
10. Petunjuk menjalankan dan
memberhentikan pesawat-pesawat pabrik
sebagai berikut :
10.1.
Persiapan pengoperasian pabrik
Diperlukan persiapan yang baik agar
pabrik dapat beroperasi dengan baik dan kontinu, mencapai sasaran kapasitas
serta mutu hasil olah.
Persiapan ini meliputi semua bidang
kegiatan, antara lain : mesin dan peralatan, bahan baku olah dan tenaga kerja
serta lainnya
10.1.1. Mesin
dan Peralatan
Semua
mesin dan peralatan perlu diperiksa sebelum dioperasikan. Pemeriksaan
dilaksanakan secara teliti dengan bantuan menggunakan check list serta laporan
kerusakan. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya stagnasi yang
mengakibatkan penurunan produktifitas.
10.1.2.
Keadaan Pelumas
Keadaan
pelumas dari setiap alat yang dioperasikan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan keberhasilan operasi dan pemeliharaan. Pemeriksaan keadaan
pelumas ini merupakan keharusan sebelum operasi, agar tindakan pencegahan dapat
dilakukan sebelum terlambat.
10.1.3.
Bahan Bakar
Pemeriksaan
bahan bakar yang akan dipakai yang ideal apabila tersedia untuk keperluan 3
jam, yaitu Fibre (ampas kering) dan cangkang.
Bahan
bakar tersebut ditimbun diatas platform yang dikumpulkan selama proses sebelumnya.
Dalam
hal kekurangan bahan bakar fibre dan cangkang, terutama pada musim panen rendah
akan diusahakan mendapatkan bahan bakar itu dengan jalan mengeringkan janjangan
kosong.
10.1.4.
Bahan Baku Tandan Buah Segar (TBS)
Pemeriksaaan
laporan situasi TBS baik di pabrik (PMS) maupun dilapangan serta kemampuan
pengangkutan untuk dapat menentukan jam mulai mengolah, kapasitas olah dan
perkiraan lama operasi.
10.1.5.
Tenaga Kerja
Tenaga
kerja adalah orang yang mengoperasikan semua alat, maka untuk itu sebelum
operasi, periksa apakah semua tenaga kerja yang dibutuhkan telah hadir sesuai
dengan kebutuhan setiap stasiun.
10.2. Pabrik
dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke
awal proses.
Dihidupkan
dengan tombol saklar berturut-turut menurut suatu interval tertentu. Start
berikutnya dilakukan setelah mesin berjalan normal.
Urutan-urutan
pengoperasian mesin-mesin dilakukan sebagai berikut :
10.2.2. Turbin uap
10.2.3. Lemari pembagi listrik (Switch Board)
10.2.4. Bejana uap bekas (back pressure vessel
=BPV)
10.2.5. Stasiun Kempa
10.2.6. Stasiun pemurnian minyak
10.2.7. Stasiun pengolah biji
10.2.8. Stasiun rebusan
10.2.1. Ketel
Uap
Ketel
uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
a.
Tangki
air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi persyaratan air umpan.
b.
Pompa
air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik yang digerakkan listrik dan uap.
c.
Seluruh
peralatan pengaman ketel dalam kondisi baik.
d.
Tinggi
permukaan air dalam ketel uap sesuai dengan batas yang ditentukan.
e.
Dapur
dalam keadaan bersih.
Bahan bakar cukup
tersedia.
f.
Menghidupkan
ketel uap dilakukan sebagai berikut :
g.
Buka
kran buang udara pada drum super heater.
h.
Drain
air pada gelas penduga.
i.
Hidupkan
pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum (blow down) selama
± ½ menit. Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai
batas yang ditentukan.
j.
Pasang
api.
k.
Setelah
api cukup besar tutup pintu dapur, hidupkan Induce Draft Fan (IDF).
l.
Hidupkan
Conveyor bahan bakar.
m.
Hidupkan
Force Draft Fan (FDF) dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar minus (10
– 30 mm Hg).
n.
Pada
tekanan 5 kg/cm2 pompa uap dicoba.
o.
Pada
tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran
selama ± ½ menit.
p.
Tutup
kran buang udara pada drum super heater dan buka kran uap induk perlahan-lahan
sampai terbuka penuh.
q.
Naikkan
tekanan ketel sampai tekanan kerja.
10.2.2. Turbin
Uap
Turbin
uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
=a.
Klep pengaman (trip emergency valve) dalam keadaan bebas.
=b.
Kran uap bekas pada tangki uap buangan (back pressure vessel) terbuka.
=c. Air pendingin turbin cukup.
Menghidupkan
dan mengoperasikan turbin dilakukan sebagai berikut :
=a.
Buka kran air pendingin.
=b.
Buka kran air kondensat.
=c.
Buka kran air buangan turbin.
=d. Stel “Load Limit” pada kedudukan
skala 2
sampai 3.
=e.
Stel “Speed Drop” pada kedudukan skala
10.
f.
Buka kran induk atas sedikit (± 2 draad) dan induk bawah dibuka perlahan-lahan sampaipenuh.
- Buka stang steam chest agar turbin mulaiberjalan.
- Periksa putaran dengan melihat rpm padaTachometer. Apabila rpm kurang dari 4500, putar Speed Control sampai diperoleh putaran normal.
- Buka uap induk bagian atas perlahan-
lahan sampai batas maximum.
- Setelah turbin berjalan normal dan voltage menunjukkan 380 volt, saklar induk pada lemari saklar (Switch Board) dimasukkan dan turbin siap dibebani.
10.2.3. Switch
Board
Sebelum
saklar induk (main switch) dimasukkan harus memenuhi kondisi sebagai berikut :
Saklar
pembagi dalam keadaan bebas (OFF).
Instrumen
dan atau meteran dalam keadaan bekerja baik.
Pengoperasian
dilakukan sebagai berikut :
=a.
Masukkan saklar induk pada posisi (“ON”).
=b.
Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasion secara berturut-turut
(saklar-saklar pada setiap stasion dalam keadaan “OFF”).
=c.
Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin
listrik (genset), harus dilakukan paralel 2 mesin.
=d.
Hidupkan genset kedua.
=e.
Sesuai putaran, frekwensi dan tegangan listrik dengan mesin pertama.
=f.
Perhatikan panel (sinkronisasi) jika tegangan, frekwensi tiap pase telah sama dan lampu beban nol
telah padam maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat
dimasukkan (“ON”).
=g.
Setelah keadaan mesin terhubung paralel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-penyesuaian
untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut, agar pada waktu
pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan
paralel terpisah kembali.
10.2.4. Bejana
uap bekas (Back Pressure Vessel)
Uap
bekas dari turbin uap ditampung didalam BPV, kemudian dipergunakan untuk
pengolahan terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lain yang
membutuhkan uap.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada BPV adalah:
=a.
Jika tekanan uap kurang dari 3,5 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara
otomatis melalui reducer valve atau secara manual melalui kran uap langsung (by
pass) dari Boiler.
=b.
Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.
10.2.5. Stasiun
Kempa (Press)
Peralatan
stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :
=a. Stasiun dalam keadaan bersih.
=b. Digester, press, conveyor dan seluruh
peralatan dalam kondisi baik.
=c. Seluruh kran uap dan minyak dalam
keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
Menjalankan
Stasiun Pressan.
Dilakukan
dengan menghidupkan mesin dan peralatan sebagai berikut :
Conveyor
bahan bakar ketel uap (fuel conveyor)
1. Air Lock Fibre Cyclone
2. Blower Fibre Cyclone
3. Timba Biji (Nut Elevator)
4. Depericarper
5. Cake Breaker Conveyor
6. Pompa minyak kasar (Crude Oil Pump
atau R.O.Pump)
7. Saringan bergetar (Vibrating Screen)
2.
Ketel
adukan (Digester)
3.
Conveyor
pembagi (Distributing Conveyor)
4.
Pengempa
(Screw Press)
5.
Conveyor
Buah (Fruit Conveyor)
6.
Timba
Buah (Fruit Elevator)
7.
Conveyor
Janjangan Kosong (Empty Bunches Conveyor)
8.
Penebah
(Thressing Machine)
9.
Pengisi
Otomatis (Automatic Feeder)
10. Alat Pengangkat (Hoisting Crane)
10.2.6.Stasiun Pemurnian
Minyak (Stasiun Klarifikasi)
Peralatan
di stasiun klarifikasi minyak baru dapat dioperasikan apabila :
a.
Semua
peralatan dalam keadaan bersih.
b.
Kran
minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
c.
Pompa
minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.
d.
Alat-alat
pengukur (manometer dan Thermometer) dalam keadaan baik.
e.
Temperatur
minyak dan air sesuai dengan ketentuan.
Menjalankan
stasiun klarifikasi, dilakukan sebagai berikut :
1.Menghidupkan
Sentifugal Minyak (Oil Purifier) sebagai berikut :
2.Rem
dalam posisi bebas (terbuka).
3.Air
dingin dalam tangki pengisi harus tersedia.
4.Control
valve pada posisi angka 2 (air pengisi bowl terbuka).
5.Tutup
kran minyak ke ke floater tank.
6.Buka
kran air panas.
7.Start
motor penggerak
8.Perhatikan
apabila getaran terlalu kuat segera mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang
bersih.
Menghidupkan
sludge separator dengan cara :
Sebelum
start :
1.Air
suplesi dibuka kecil (klep pada sight gelas 1-30).
2.Rem
dalam keadaan bebas (terbuka).
Kran
Sludge ditutup rapat
Start
sebelum putaran normal :
a.Start
electromotor (beban 35 – 40 amp)
Jika
putaran belum normal terdapat getaran, maka mesin harus dihentikan dan
diperiksa kembali kemungkinan masih ada kotoran pada bowl ataupun nozzle
tersumbat.
b.Mesin
dibiarkan jalan sampai putaran normal
(tachometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm ataupun revolution counter
berputar antara 118 – 125 kali per menit dan beban berkisar ± 25 amp)
Setelah
putaran normal :
a.Proses
pengolahan dapat dimulai.
b.Selama
proses pengolahan kedudukan valve air keseimbangan pada gelas penduga berkisar
± 150.
c.Beban
motor ± 28 amp.
d.Apabila
selama proses terjadi getaran, maka mesin dihentikan dan bowl atau nozzle
dicuci kembali.
e.Hidupkan
brush strainer.
f.Hidupkan
pre cleaner.
Menghidupkan
Decanter dengan cara :
a.Periksa
baut-baut apakah sudah terikat kuat.
b.Hidupkan
power supply (switch on) pada panel.
c.Tekan
saklar start dari sirkulasi oil pump untuk menjalankan pelumasan. Setelah 10
detik tekanan press naik 20 kg/cm2, motor utama akan bekerja secara otomatis.
d.Waktu
starting up selama ± 2 (dua) menit ampermeter akan menunjukkan 35 s/d 40 amp.
e.Biarkan
berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit (kran air dan crude oil
tertutup).
f.Periksa
sludge conveyor apakah aman dari tenaga manusia
ataupun benda-benda yang dapat merusak dan kemudian jalankan conveyor
dengan menekan saklar.
g.Buka
kran air panas dengan pengisian ± 2 m3/jam selama 5 menit.
h.Periksa
kran air dan steam mulai dari pressan, crude oil tank dan pipa-pipa untuk
mendapatkan temperatur crude oil 950C.
i.Pembuangan
pasir dari pre cleaner supaya dilakukan secara rutin tergantung pada jumlah pasir yang terlihat pada glass
penduga.
j.Tutup
kran air panas yang masuk ke decanter dan kran crude oil dibuka perlahan-lahan
sampai mencapai 10 – 12 m3 per jam.
k.Perhatikan
pengisian agar beban tidak terlalu berat.
l.Mesin
bekerja normal bila Ampermeter menunjukkan angka 60 – 70 amp.
10.2.7.
Stasiun Pengolah Biji (Kernel Plat)
Menjalankan
stasiun pengolah biji (kernel plant) dilakukan dengan menghidupkan mesin dan
peralatan sebagai berikut :
1. Pneumatic transport inti dibawah
kernel silo.
2. Air Lock Kernel Silo.
3. Shaking Grade Kernel Silo.
4. Fan Kernel Silo.
5. Buka penuh semua kran uap pemanas
kernel silo.
6. Kernel Conveyor diatas Kernel Silo.
7. Pneumatic Transport inti dan cangkang.
8. Air Lock inti dan cangkang.
9. Dewatering Drum Hydrocyclone atau
Dewatering Drum Kaolin/Clay.
10. Buka kran air pengisi bak Hydrocyclone
atau Kaolin Bath.
11. Pompa air Hydrocyclone atau Dikaolin
Bath ketika air dalam bak cukup.
12. Air Lock dan Light Tenera Dust Separator
(LTDS) Fan.
13. Nut Recycling Conveyor.
14. Cracked Mixture Conveyor.
15. Cracked Mixture.
16. Vibrating Grade.
17. Nut Cracker.
18. Nut Grading Drum.
19. Nut Elevator ke Nut Grading Drum.
20. Nut Conveyor dibawah Nut Silo.
21. Shaking Grade, Nut Silo Fan dan buka
kran uap pemanas.
22. Nut Conveyor diatas Nut Silo
10.2.8.
Stasiun Rebusan
Untuk
menghidupkan Stasiun Rebusan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Buka Pintu Rebusan.
2. Pasang Jembatan dari rail track ke
rebusan.
3. Lori berisi TBS dimasukkan ke dalam
rebusan.
4. Packing pintu dibersihkan dari kotoran-kotoran,
packing pintu dilumasi dengan minyak gemuk.
5. Angkat jembatan lori rebusan.
6. Tutup pintu rebusan sampai terkunci
baik.
7. Merebus buah dengan sistem 3 puncak.
10.3.
Menghentikan Pabrik Minyak Sawit
Pabrik
dihentikan dari awal proses menuju akhir proses, dengan menekan saklar
berturut-turut dengan interval tertentu. Memberhentikan peralatan berikutnya
dilakukan setelah alat didepannya berhenti. Untuk menghentikan peralatan yang
sedang beroperasi, dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
10.3.1.Stasiun Rebusan
Kalau
buah cukup tersedia, maka rebusan diberhentikan dalam keadaan berisi buah
masak. Pada akhir minggu rebusan haus dikosongkan untuk pembersihan dan
perawatan.
a.Tutup
kran masuk.
b.Kran
buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.
c.Kran
buangan uap bagian atas rebusan dalam keadaan tertutup.
d.Kran
buangan air kondensat dibuka.
e.Kosongkan
semua lori-lori rebusan yang berisi buah masak.
10.3.2.
Stasiun Penabah
a.Alat
pengangkat (Hoisting Crane) dihentikan pada posisi yang telah ditentukan pada
bagian ujung kabel (wire rope) dibebaskan dari beban dengan meletakkan as dan
sprocket tergantung diatas automatic feeder.
b.Kosongkan
automatic feeder dan threshing drum dan berhentikan.
c.Kosongkan
Empty Bunch Conveyor (EBC) dan dihentikan.
d.Kosongkan
Fruit Conveyor dibawah bantingan machine dan dihentikan.
e.Kosongkan
Fruit Transfer Conveyor, Fruit Elevator, Fruit Distribution Conveyor dan
biarkan jalan sampai dengan stasiun pressan dihentikan.
10.3.3.
Stasiun Pressan
a.Hentikan
Fruit Elevator.
b.Hentikan
Fruit Distributing Conveyor.
c.Kosongkan
Digester dan hentikan, kemudian tutup kran-kran uap.
d.Kosongkan
screw dan pressan kemudian hentikan, tutup kran air dan uap.
e.Kosongkan
Crude Oil Gutter dan tutup kran air.
f.Hentikan
Vibrating Screen dan tutup kran air.
g.Kosongkan
Crude Oil Tank dan tutup semua kran uap dan air.
h.Hentikan
Crude Oil Pump dan tutup kran minyak.
10.3.4.
Stasiun Depericarper
a.Kosongkan
Cake Break Conveyor dan hentikan
kemudian tutup semua kran uap.
b.Kosongkan
Polishing Drum dan hentikan.
c.Hentikan
Fibre Cyclone Fan dan Air Lock.
d.Kosongkan
Nut Elevator dan hentikan.
e.Kosongkan
Nut Conveyor diatas Nut Silo dan hentikan.
10.3.5.
Stasiun Pabrik Biji
a.Hentikan
Shaking Grade Nut Silo.
b.Hentikan
Nut Silo Fan dan tutup kran-kran uap.
c.Kosongkan
Nut Conveyor dibawah Silo dan hentikan.
d.Kosongkan
Nut Elevator dan hentikan.
e.Kosongkan
Nut Grading Drum dan hentikan.
f.Kosongkan
Nut Cracker dan hentikan.
g.Kosongkan
Nut Elevator dan hentikan.
h.Kosongkan
Cracked Misture Vibrating Grade dan hentikan.
i.Kosongkan
Cracked Mixture Conveyor dan hentikan.
j.Kosongkan
Nut Recycling Conveyor dan hentikan.
j.Hentikan
LTDS Fan dan Air Lock.
k.Kosongkan
Hydrocyclone atau bak Kaolin Bath dan hentikan pompa-pompanya.
l.Kosongkan
Dewatering Drum atau Dewatering Screw dari Kaolin Bath dan hentikan.
m.Hentikan
Air Lock inti dan cangkang.
n.Kosongkan
Pneumatic Transport inti dan cangkang kemudian hentikan.
o.Kosongkan
Kernel Conveyor dan hentikan.
p.Hentikan
Fan Kernel Silo, Nut Silo dan tutup semua kran uap.
p.Kosongkan
Shaking Grade Kernel Silo dan hentikan.
r.Hentikan
Air Lock Kernel Silo
s.Kosongkan
Pneumatic Transport inti dan hentikan.
10.3.6.
Stasiun Klarifikasi
a.
Kutip minyak sampai dengan batas yang ditentukan dari Continuous Settling Tank
(CST) dan tutup kran-kran uap.
b.Kosongkan
Oil Purifier, lakukan pencucian dan hentikan kalau sudah bersih.
c.
Kosongkan Vacuum Dryer, tutup kran-kran uap dan air.
d.Hentikan
Oil Pump dibawah Vacuum.
e.Kosongkan
Flow Meter dan tangki minyak.
f.Hentikan
pompa minyak ke tangki timbun.
g.Kosongkan
tangki Sludge dan tutup kran-kran uap.
h.Hentikan
Brush Strainer kemudian tutup kran air.
I,Hentikan
Pre-Cleaner (Sand Cyclone).
j.Hentikan
Decanter.
k.Tutup
kran Crude Oil.
l.Buka
kran air panas dengan kapasitas 10 m3/jam selama ± 43 menit.
m.
Matikan mesin dengan menekan saklar “OFF”.
- Tutup kran air.
- Biarkan Rotor berputar dan akan berhenti setelah 45 menit.
- Matikan Power Supply (Switch “OFF”) pada panel.
- Tutup kran air pendingin.
- Bersihkan bagian luar dan sekitar Decanter.
- Hentikan pompa Sludge dan tutup kran Sludge yang menuju ke Sludge Separator.
- Biarkan Sludge Separator berjalan beberapa saat dengan isi air panas untuk pembersihan dan kemudian dihentikan. Tutup kran air panas.
- Hentikan pompa Reclaimed Oil Tank.
10.3.7.
Kamar Mesin
Sebelum
menghentikan Turbin Uap hidupkan mesin Diesel dan paralel dengan Turbin
kemudian :
- Turunkan tekanan pada Back Pressure Vessel sampai dengan 0 kg/cm.
- Pindahkan beban ke mesin Diesel.
- Buka kran-kran kondensat.
- Turunkan putaran mesin dengan memutar Syncronizing.
- Tutup kran induk uap masuk.
- Tutup kran uap bekas ke Back Pressure Vessel (BPV).
- Tutup kran air pendingin.
10.3.8.
Stasiun Boiler
a.Kosongkan
dan hentikan Fuel Conveyor, Fuel Feeder, Blower dan tarik api.
b.Turunkan
tekanan dengan mengadakan sirkulasi air dan blow down.
c.Buka
kran buangan angin pada super heater.
d.Buka
kran kondensat.
e.Tutup
kran induk.
f.Atur
level air pada boiler dengan ketinggian ¾ pada gelas penduga dan selanjutnya
matikan pompa-pompa air dan Chemical Pump.
g.
Tutup kran-kran uap pada Deaerator dan Feed Tank.
10.4.
Monitoring dan Evaluasi
10.4.1. Dalam pengelolaan pabrik pengolah
hasil termasuk PKS yang menjadi fokus perhatian manajemen adalah efisiensi.
Efisiensi menyangkut optimalisasi pabrik agar dapat mengeluarkan hasil (out
put) sebaik mungkin dengan tingkat biaya yang sehemat hematnya.
Masalah
efisiensi sangat penting karena bila kegiatan pabrik tidak efisien akan
mengakibatkan kerugian besar.
10.4.2. Berdasarkan landasan tersebut maka
pada hakikatnya setiap proses produksi harus dilakukan dengan benar dan tepat
disertai dengan proses monitoring dan evaluasi harus selalu dilakukan pada
setiap proses produksi dan bahkan perlu pada beberapa peralatan yang rawan
rusak sifatnya harus dilakukan pengawasan ekstra ketat.
10.4.3. Sumber kerugian yang utama di pabrik adalah :
Kehilangan
produksi (losses) :
a.
Minyak sawit
b.
Inti sawit
10.4.4.Kehilangan
Produksi (Losses)
Kehilangan
produksi di pabrik kelapa sawit adalah kehilangan minyak sawit dan inti sawit
yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung. Dalam rangkaian instalasi
pabrik pengolahan kelapa sawit ada beberapa alat yang secara teknik menjadi
tempat terjadinya kehilangan (kerugian), yang tidak mungkin dihilangkan, maka
norma kehilangan telah ditetapkan berdasarkanpengalaman dan kualitas peralatan.
Bila
dalam realisasinya kehilangan diatas norma, maka hal itu jelas disebabkan
karena ketidaksesuaian dalam pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan
tersebut.
Kehilangan
minyak sawit dan inti sawit dalam proses pengolahan sebagai berikut :
1 komentar:
This is what makes these two types of wheels: titanium element
This is what makes titanium white these titanium mug two types of wheels: titanium element. titanium rod These two types of wheels: titanium granite countertops titanium element · 10-foot diameter womens titanium wedding bands handle · The
Posting Komentar