BAB III. Teknologi
Pengolahan
3.01.
Pendahuluan,
Teknologi pengohan buah kelapa sawit
pada Palm Oil Mill mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Sasaran perubahan pada umumnya
adalah efisiensi yang semakin baik. Untuk mendapat efisiensi pabrik yang baik
biasanya dengan melakukan :
-
Penambahan
kapasitas olah.
-
Meningkatkan
randemen.
-
Meminimalkan
losses.
-
Meminimalkan
pemakaian sumber daya air, listrik dan uap.
-
Meningkatkan
mutu produksi.
Pengolahan
buah kelapa sawit dimulai sekitar awal tahun 1900 di pantai barat Afrika dengan
teknologi yang sangat sederhana yaitu
dengan merebus buah kelapa sawit - yang populer di Indonesia dengan sebutan
Tandan Buah Segar disingkat TBS - langsung didalam air kemudian diperas dengan
manual. Losses dengan cara ini sangat tinggi, kapasitas olah yang sangat rendah
sekitar 5 ton per hari, sampai kepada teknologi saat ini merebus dengan uap
bertekanan, losses yang sangat rendah dan kapasitas olah bisa mencapai 2400 ton TBS per hari.
Proses
pengolahan TBS sampai menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel) umumnya adalah
proses mekanik dan pisik (alami) dan perlakuan yang diberikan adalah pemanasan,
pemisahan, pengeringan serta pengangkutan material dari satu alat ke alat yang
berikut.
Tempat
pengolahan TBS disebut Palm Oil Mill di Indonesia biasa disebut PKS (Pabrik
Kelapa Sawit), tetapi istilah ini kurang tepat karena biasanya penamaan pabrik
diberikan sesuai produk utamanya, sebab itu
lebih tepat bila disebut Pabrik Minyak Sawit (PMS) atau Pabrik Minyak
Kelapa Sawit (PMKS).
Palm
Oil Mill (POM) biasanya terdiri dari beberapa fasilitas :
1.
Penerimaan
TBS.
2.
Sumber
daya air, uap dan listrik serta Workshop.
3.
Pengolahan.
4.
Penimbunan
Produksi.
5.
Penimbunan
Limbah dan Pengolahannya.


Beberapa
hal mendasar yang perlu benar-benar dipahami dalam pengolahan kelapa sawit
adalah :
- POM berfungsi mengutip minyak dan kernel
dari TBS, itu berarti bahwa keberhasilan meningkatkan produksi minyak dan
kernel adalah tergantung pada kematangan TBS.
- POM mengolah TBS tidak dapat mengutip
100% minyak dan kernel yang terdapat pada TBS, karena pada limbah pengolahan
masih terdapat minyak dan kernel yang terikut (losses).
Losses CPO dan PK mengacu pada angka
standard yang ditetapkan.
POM
dikatakan mempunyai effisiensi yang tinggi bila :
1. Mampu mengolah pada atau diatas kapasitas terpasang.
2. Mampu menekan losses CPO dan PK dibawah
standard.
3. Mampu mengolah dengan stagnasi (down
time) dibawah 3%.
4. Mampu memproduksi CPO dan PK dengan
mutu dalam ambang batas standard.
5. Mampu mengendalikan biaya olah dengan
wajar.
Untuk
mengoperasikan instalasi pengolahan
kelapa sawit diperlukan pengetahuan
dan penguasaan terhadap proses pengolahan tersebut, kinerja mesin dan alat
kemampuan mengoperasikannya serta kemampuan mendiagnosa suatu penyimpangan.
Instalasi
POM dikelompokkan dalam beberapa stasion
pengolahan sebagai berikut :
No.
|
Stasiun
|
Mesin/Alat
|
Fungsi
|
1
|
Penerimaan
TBS
|
- Jembatan Timbang
- Loading Ramp
- Lori
- Transfer Car Buah
Mentah
|
-
Menimbang
TBS dan Produksi
-
Penimbunan
TBS dan pengisian lori
- Pemuatan dan transport
-
Memindahkan
jalur rel lori
|
2
|
Rebusan
|
- Sterilizer
- Capstand / Bollard
- Transfer Car Buah
Masak
|
- Memasak TBS
- Menarik lori
- Memindah jalur rel lori
|
3
|
Penebah / Pemipil/Bantingan
|
- Tippler
- Timba Buah Masak
- Penebah/Bantingan
- Conveyor / Ularan
-
Empty
Bunch Conveyor (EBC)
- Hopper
- Incenerator
|
- Menuang TBS Masak
- Menaikkan TBS Masak
- Memisahkan buah dan tandan
- Memindahkan buah
-
Mengirim
tankos ke hopper
- Menimbun tankos
- Membakar Tankos
|
No.
|
Stasiun
|
Mesin/Alat
|
Fungsi
|
4
|
Kempa / Pressan
|
- Digester / Adukan
- Kempa / Pressan
- Sand Trap
- Vibro Separator
- Crude Oil Tank
|
- Melumat buah menjadi massa buah
- Memisahkan fraksi padat dan fraksi
cair dari massa buah
- Pengutipan pasir
-
Penyaringan
minyak / padatan
-
Penampungan
hasil saringan sebelum dikirim ke stasiun klarifikasi
|
5
|
Klarifikasi
|
-
Continous
Settling Tank
-
Pure
Oil Tank
-
Sludge
Tank
-
Oil
Purifier
-
Vacuum
Drier
-
Transfer
Pump
-
Tangki
Timbun
-
Pre Cleaner Cyclone
-
Decanter
-
Decanter
Solid Drier
-
Vibrating
Grate
-
Solid
Bin Bagging & Weighing
-
Reclaim
Oil Tank
-
Fatpit
-
Hot
Water Tank
-
Sludge
Settling Tank
-
Oil
Loading Bay
|
-
Memisahkan
minyak dan lumpur
-
Penampungan
dan pemanasan minyak
-
Penampungan
Sludge
-
Pemurnian
minyak
-
Pengering
minyak dengan sistem vacuum
-
Mengirim
minyak ke tangki timbun
-
Menimbun
minyak produksi
-
Pengutipan
pasir sistem siklon
-
Memisahkan
minyak, air dan padatan
-
Pengering
padatan Decanter
-
Memisahkan
padatan halus dan kasar
-
Pengarungan
dan penimbangan padatan
-
Penampungan
minyak kotor / sludge
-
Penampungan
dan pemisahan minyak dan Sludge / lumpur
-
Memanaskan
air untuk kebutuhan proses
-
Menampung
dan memis ahkan minyak dan Sludge
-
Pengiriman
CPO ke pelabuhan
|
No.
|
Stasiun
|
Mesin/Alat
|
Fungsi
|
6
|
Pengupas
Biji / Depericarper
|
-
Cake
Breaker Conveyor (CBC)
-
Depericarping
Vertical Column
-
Polishing
Drum
-
Fibre
Cyclone & Air Lock
|
-
Memecah
dan mengering kan sampah pressan sehi ngga mudah dipisahkan
-
Memisahkan
partikel ringan (cangkang, fibre dan abu ditarik ke fibre cyclone) dengan
parrtikel berat (biji, inti pecah) turun ke polishing drum
-
Membersihkan
biji dari fibre yang melekat
-
Menarik
dan menurunkan fibre
|
7
|
Pabrik Biji
|
-
Pneumatic
Nut Transport/Destoner
-
Nut
Silo / Silo Biji
-
Ripple
Mill
-
Cracked
Mixture Separator
Column 1 & 2
-
Clay
Bath Separator
-
Hydrocyclone
-
Kernel
Silo / Silo Inti
-
Kernel
Winnower & Cyclone
-
Kernel
Hopper
|
-
Menaikkan
biji dari polishing drum ke silo biji
-
Menyimpan
dan mengeringkan biji
-
Memecah
biji
-
Memisahkan
inti sawit dengan abu, inti pecah, cangkang halus
-
Memisahkan
inti sawit dan cangkang dengan media lumpur
-
Memisahkan
inti sawit dan cangkang dengan media air
-
Mengeringkan
inti sawit
-
Memisahkan
inti sawit dengan sampah halus
-
Penimbunan
dan penimbangan inti sawit
|
8
|
Ketel Uap /
Boiler
|
-
Ketel
Uap
-
Boiler
Blow Down Pit
-
Demineraliser
-
Boiler
Feed Water Tank
-
Feed
Water Pump
|
-
Menghasilkan
uap bertekanan 21 kg/cm2 atau lebih
-
Menampung
air dari blow down ketel uap
-
Pemurnian
air untuk ketel uap
-
Tangki
air umpan ketel
-
Pompa
air umpan ketel
|
No.
|
Stasiun
|
Mesin/Alat
|
Fungsi
|
9
|
Kamar Mesin
/ Power House
|
-
Turbo
Alternator
-
Diesel
Generator
-
Diesel
Service Tank
-
Diesel
Storage Tank
-
Back
Pressure Vessel
-
Distribution
Board
-
M.C.C
|
-
Pembangkit
listrik tenaga uap
-
Pembangkit
listrik tenaga diesel
-
Tangki
solar harian
-
Tangki
timbun solar
-
Menampung
uap bekas turbine tekanan 3,5 kg /cm2 dan mendistribusi-kannya keinstalasi yang membutuhkan (proses)
-
Panel
pembagi tenaga listrik
-
Panel
untuk menjalankan motor
|
10
|
Penjernihan
Air / Water Treatment
|
-
Raw
Water Intake (RWI)
-
Water
Concrete Storage Pond (bak air kotor)
-
Pompa
Kimia
-
Clarifier
-
Clarified
Water Basin (bak air bersih)
-
Pressure
Filter
-
Elevated
Water Storage Tanks
|
-
Pengambilan
air baku dari sungai
-
Untuk
menampung air dari sungai
-
Memasukkan
bahan kimia penjernih air ke saluran pipa
-
Pengendapan
lumpur secara kontinyu
-
Penampungan
air bersih
-
Untuk
mengambil kotoran di dalam air
-
Penimbunan
air untuk disalurkan ke pemakai
|
11
|
Unit
Pengolahan Air Limbah (UPAL)
|
-
Deoiling Pond
-
Premary
Anaerobic Pond dan Secondary Anaerobic Pond
-
Pompa
Sirkulasi
-
Aerator
Tower
-
Aeration
Pond
-
Sedimentation
Pond
|
-
Pengutipan
minyak
-
Pengolahan
limbah dengan sistem anaerobic dengan menggunakan mikro bio
-
Untuk
sirkulasi air limbah
-
Menara
aerasi air limbah
-
Kolam
aerasi
-
Kolam
sedimentasi
|
11
|
Unit Pengolahan Air Limbah (UPAL)
|
-
Deoiling Pond
-
Premary
Anaerobic Pond dan Secondary Anaerobic Pond
-
Pompa
Sirkulasi
-
Aerator
Tower
-
Aeration
Pond
-
Sedimentation
Pond
|
-
Pengutipan
minyak
-
Pengolahan
limbah dengan sistem anaerobic dengan menggunakan mikro bio
-
Untuk
sirkulasi air limbah
-
Menara
aerasi air limbah
-
Kolam
aerasi
-
Kolam
sedimentasi
|
3.02. PROSEDUR PENGOLAHAN
1. Penerimaan
Bahan Baku
a.
Penimbangan TBS
Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke
pabrik, mula-mula ditimbang dijembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat
TBS yang diterima oleh pabrik.
b.
Penimbunan TBS
Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara sebelum
tandan buah dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang
akan diolah perlu dilakukan sortasi di loading
ramp.
c.
Pengisian buah ke dalam lori
Lori diisi penuh dengan buah yang akan
diolah. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak
kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh akan menyebabkan penurunan
kapasitas oleh sterilizer atau
sebaliknya pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu maupun pelat (wear plate) rusak atau buah jatuh dalam rebusan.
d.
Pengisian lori kedalam sterilizer
Lori yang telah penuh berisi buah
dimasukkan kedalam sterilizer dengan menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer
ditutup rapat-rapat dan dikunci dengan menggunakan “handle” sehingga kemungkinan terbuka saat poses perebusan tidak
terjadi.
2. Perebusan
Pola
perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu double
peak (dua puncak) atau tripple peak
(tiga puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah
pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan
berlangsung yang diatur secara manual atau secara otomatik.
Perebusan
tripple peak (tiga puncak)
Waktu
perebusan 80 – 85 menit yaitu terdiri dari :
= Deaerasi=
2,5 menit
= Pemasukan uap dan pembuangan pada
puncak I,II = 25 menit
= Penahanan tekanan 2,8 – 3 kg/cm2= 50
menit
= Pembuangan uap akhir =7,5 menit
Total waktu =
85 menit
=a. Deaerasi
Pipa
uap masuk dibuka, katup deaerasi dan atau katup kondensat dibuka, udara dibuang
dengan cara memasukkan uap, karena udara lebih berat, maka udara akan berada
dilapisan bawah, dibuang melalui katup deaerasi atau melalui pipa kondensat.
Deaerasi akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem
perebusan berlangsung.
=b.
Pemasukan Uap dan Pembuangan
Puncak I dan II
Frekwensi
pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan
tergantung pada pola perebusan. Puncak pertama dicapai dengan membuka kran uap masuk selama 7 menit (umumnya
tekanan dicapai 1,5 kg/cm2) kemudian kran tersebut ditutup dan kran
kondensat, kran buang (exhaust valve) dibuka dengan tiba-tiba sehingga tekanan
turun sampai 0.5 kg/cm2 (± 3 menit), kemudian kran kondensat
ditutup. Kran uap masuk dibuka setelah 10 menit puncak kedua dicapai (tekanan 2
– 2,5 kg/cm2), kemudian kran uap masuk ditutup dan kran kondensat
& exhaust valve dibuka hingga
tekanan 1 kg/cm2 (± 3 menit).
=c. Penahanan Tekanan
Setelah
melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat dilanjutkan
dengan membuka kran uap masuk dan kran kondensat “by pass” untuk membuang air kondensat. Masa penahanan tekanan
dihitung setelah mencapai puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap terakhir.

=d. Pembuangan Uap Akhir
Setelah
penahanan tekanan uap selesai maka uap yang berada dalam sterilizer dibuang dengan membuka kran kondensat, kemudian setelah
tekanan menjadi 2,5 kg/cm2
maka kran pembuangan uap yang berada di atas sterilizer dibuka dengan
tiba-tiba. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfer maka pintu rebusan dibuka.
=e. Pengeluaran Lori
dari Sterilizer
Buah
yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan
agar “packing door” lebih aman,
kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan
direbus.
3. Penebahan
Buah
Buah
rebusan dari sterilizer diangkat
dengan hoisting crane atau melalui tippler dituang ke thresher melalui hopper
yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian autofeeder akan mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk
sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar
dengan putaran (23 – 25 rpm). Buah
lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit Digester oleh “distributing conveyor”, selanjutnya
tandan kosong melalui “empty bunch
conveyor” dibawa ke “incenerator”
atau ke “empty bunch hopper”.
4. Pelumatan
Buah
Buah
yang masuk ke dalam digester disebut
sebagai material passing to digester
(MPD), diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah
terlepas dari biji.
Proses
pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh.
Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester. Terhambatnya pengeluaran
minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga
mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester.
Suhu massa digester harus selalu
dipertahankan 90 – 95oC.
5. Pengempaan
Buah
Massa
yang keluar dari digester diperas
dalam screw press pada tekanan cone
30 – 50 Bar dengan menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90 – 950C sebanyak 15 – 20% TBS.
Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter ke stasion klarifikasi.
Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.
6. Pemecahan
Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor)
Ampas
press yang masih bercampur biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa
untuk dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari pedal-pedal yang
diikat pada poros yang berputar. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan
gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya pelan-pelan
menuju depericarper dan penguapan air
dapat berlangsung dengan lancar.
7. Pemisahan
Ampas dan Biji (Depericarper)
Depericarper
adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji, serta membersihkan biji dari
sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom
pemisah (separating column) dan drum
pembersih (polishing drum). Ampas dan
biji dari konveyor pemecah ampas kempa (cake
breaker conveyor) masuk kedalam kolom isapan blower. Sistem pemisahan terjadi oleh isapan blower. Ampas kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas
ke dalam conveyor bahan bakar,
sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam drum pembersih.
8.
Klarifikasi Minyak Sawit.
8.1.
Pemisahan Pasir
Minyak
yang keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan ke dalam sand trap tank dengan tujuan untuk
mengendapkan pasir.
8.2.
Penyaringan Bahan Padatan
Crude Oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20 – 40 mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut,
bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan
penambahan air pengencer maka setiap dua jam sekali diambil sampel crude oil sebelum masuk vibrating creen untuk selanjutnya dengan
hand centrifuge/electric centrifuge dapat diketahui komposisi, minyak,
NOS dan air. Komposisi yang tepat jika perbandingan minyak dan sludge 1 : 2
(konvensional) dan jika dengan decanter
perbadingan minyak dan sludge 1 : 1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan
kedalam crude oil tank dan suhu
dipertahankan 90 – 950C, selanjutnya crude oil dipompa ke continous
settling tank.
8.3.
Pemisahan minyak dengan continous
settling tank/clarifier tank.
Fungsi
continous settling tank adalah untuk
mengendapkan sludge yang terkandung
dalam crude oil. Temperatur minyak
dalam continous settling tank harus
dipertahankan 90 – 950C. Minyak yang berada pada lapisan atas
dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Secara periodik sesuai
kondisi masing-masing pabrik, sludge
dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flushed
out) dengan maksud agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.
8.4.
Pemurnian Minyak (oil purifier)
Fungsi
oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang dalam minyak dan
mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak
produksi menjadi 0.02%. Suhu minyak dalam oil
purifier 90 – 950C, akhirnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer.
8.5.
Pengeringan Minyak (oil dryer)
Minyak
dari oil purifier dengan suhu 90 – 950C
dipompa dan ditampung dalam float tank
untuk seterusnya diisap oleh vacuum dryer.
Dibawah pelampung terpasang “Top Spindle” untuk mengatur minyak yang disalurkan ke
dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali < 50 TORR. Kemudian melalui nozzle, minyak akan disemburkan ke dalam
bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan
minyak masuk dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana.
8.6.
Penimbunan Minyak Produksi
Minyak
yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa dilantai bawah
selanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Tangki timbun secara periodik
dilakukan pengurasan mengikuti standard prosedur pencucian tangki. Suhu
penyimpanan berkisar antara 40 – 500C
9.
Pengolahan Sludge
9.1.
Sand Cyclone (Pre Cleaner)
Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan ke sand
cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya centrifugal. Pasir halus yang berhasil
dipisahkan akan di blow down secara otomatis Sand Cyclone berfungsi dengan baik
jika perbedaan tekanan inflow dan outflow
sludge menunjukkan 2 Bar. Untuk memisahkan/mengambil minyak yang masih
terkandung pada sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator.
9.2.
Pemisah Lumpur (sludge separator)
Cairan
sludge yang telah melalui pre cleaner , dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip
minyaknya. Dengan gaya sentrifugal
minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong
keluar menuju Reclaim Oil Tank. Cairan dan padatan yang mempunyai berat jenis
lebih berat dari minyak, terdorong kebagian dinding bowl, dan keluar melalui nozzle.
Padatan yang menempel pada dinding bowl
dibersihkan/dicuci secara manual atau secara otomatis.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
- Suhu “Sludge” dijaga 90 – 95oC
- Penggunaan air untuk balancing harus dengan air panas (90 – 950C) dengan besarnya aliran 10 – 150C pada gelas duga (alfa laval) atau berpedoman pada pelampung (wesfalia).
- Pembebanan baru dapat dilaksanakan setelah mesin berputar normal dengan menghitung petunjuk putaran (Revolution Counter).
- Pencucian Bowl dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
- Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari.
9.3.
Penampung Limpahan Minyak (Reclaim Oil
Tank).
Endapan-endapan
dari clarifier tank, oil tank, sludge
tank yang di “drain” setiap pagi
sebelum mengolah, ditampung di dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan
dari bak penampungan sludge (Fat Pit),
jika ALB masih memenuhi syarat. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap
injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke
clarifier tank sedangkan lumpur pekat
dibuang ke bak penampung sludge yaitu
Fat Pit. Pembersihan dan pemeriksaan
keseluruhan dilakukan seminggu sekali.
9.4.
Pengutipan Minyak Parit (Fat Pit)
Fat
Pit dipergunakan untuk menampung
cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air condensate dan stasion klarifikasi.
Minyak yang terkutip akan dipompa ke reclaim
oil tank. Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap 1 (satu) bulan.
10.
Pengolahan Biji
10.1. Pemeraman
Biji (nut silo)
Alat
ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar dari depericarper, perlu diperam agar lebih
mudah dipecah dan kernel lekang dari cangkang.
Lapisan
biji dalam alat umumnya terdiri dari 3 (tiga) tingkat suhu yang berbeda :
- Bagian atas 700C
- Bagian tengah 600C
- Bagian bawah 500C
10.2. Pemecahan
Biji
Alat pemecah biji terdiri dari dua
tipe yaitu tipe nut cracker dan ripple mill. Nut cracker hendaknya dioperasikan dengan kecepatan putar yang
sesuai dengan ukuran biji :
i.
Fraksi
kecil < 13 mm : 1400 rpm
ii.
Fraksi
sedang 13 – 15 mm : 1300 rpm
iii.
Fraksi
besar > 15 mm : 1250 rpm
Jika
pemecahan biji menggunakan ripple mill
maka magnit yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari
logam yang melekat. Effisensi nut cracker
atau ripple mill dinyatakan dengan
persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.
10.3. Pemisahan
basah atau kering
Kernel
yang masih campur dengan cangkang dipisahkan satu dengan yang lain melalui cara
pemisahan basah atau kering yaitu :
a. Pemisahan kering dengan menggunakan
hisapan angin.
b. Pemisahan basah dengan menggunakan
tanah liat (Claybath) atau air
pusingan (Hydrocyclone).
=a. Pemisahan kering
(Cracked Mixture Separator)
Sering
juga disebut LTDS (Light Tenera Dust Separator) biasanya dengan dua tingkat.
LTDS 1 memisahkan kernel bulat dengan cangkang/kernel pecah dan abu. Kernel
bulat dikirim ke silo kernel, cangkang/kernel pecah menuju LTDS dan abu dikirim
ke boiler.
LTDS
2 memisahkan cangkang besar ke sheel bin, cangkang halus/kernel pecah ke
Pemisah Basah dan abu dikirim ke Boiler.
b.1. Pemisahan Basa Pemisahan dengan Hydrocyclone
Cracked mixture dengan gaya berat, kernel dan
cangkang masuk ke dalam bak air hydrocyclone.
Prinsip kerja hydrocyclone adalah
pemisahan cangkang dan kernel dalam pusaran air yang kuat. Kernel yang berat
jenis lebih rendah terkumpul ditengah dan keluar melalui vortex finder ke dewatering
drum/vibrating screen, sedangkan cangkang yang berat terlempar kepinggir
tabung dan keluar melalui cones ke dewatering drum/vibrating screen.
Sampah-sampah yang melekat pada dewatering
drum harus selalu dibersihkan. Penambahan air dilakukan secara kontinu agar
permukaan air tetap pada batas yang ditentukan, jika persentase kernel dalam
cangkang terlalu tinggi maka vortex
finder diturunkan, sebaliknya jika persentase cangkang dalam kernel tinggi
maka vortex finder dinaikkan.
b.2. Pemisahan dengan
Clay Bath
Cracked Mixture dipisahkan dengan menggunakan larutan
tanah liat dengan berat jenis 1.13 yaitu dengan mencampurkan tanah liat
(kaolin) dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak dengan massa yang
memiliki berat jenis lebih dari 1.13 (cangkang) akan turun menuju dasar cone dan secara gravitasi ke alat
penapis cangkang untuk selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sedangkan kernel yang mengapung karena berat jenisnya
kurang dari 1.13 dialirkan melalui talang penapis dan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan.
Pemisahan kernel dapat berlangsung dengan baik jika berat jenis cairan 1.13 dan
tetap menggunakan tanah liat yang dapat membentuk larutan koloid.
10.4. Pengeringan
Kernel
=a.
Pengeringan kernel sawit yang dilakukan pada dryer model segi empat secara bertingkat, yaitu pada kernel hasil
pemisahan cara basah suhu pada tingkat atas, tengah dan bawah berturut-turut 60
– 700C, 70 – 800C
dan 50 – 600C, sedangkan suhu alat pengering yang mengeringkan
kernel hasil pemisahan kering adalah 60 – 700C, 70 – 800C,
50 – 600C.
=b.
Pengeringan kernel sawit pada silo dengan bentuk bulat dilakukan pada suhu
sekitar 70 – 800C, karena kernel dengan cara pemisahan kering dan
basah tidak dipisah, maka yang perlu diperhatikan adalah agar air tidak sampai
terkait ke silo.
10.5. Penimbunan
Kernel
Produksi
kernel ditimbun dalam kernel bin
selanjutnya disimpan dalam karung goni yang kelembaban udara diatur tidak lebih
dari 70% atai ditimbun di silo kernel dimana pengiriman ketempat penjualan
dengan sistem curah.
1 komentar:
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp bakteri dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
WhatsApp 081310849918
Posting Komentar