Rabu, 13 Agustus 2014

BAB III. Teknologi Pengolahan (bag. 1)



BAB III. Teknologi Pengolahan

 3.01.  Pendahuluan,

        Teknologi pengohan buah kelapa sawit pada Palm Oil Mill mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Sasaran perubahan pada umumnya adalah efisiensi yang semakin baik. Untuk mendapat efisiensi pabrik yang baik biasanya dengan melakukan :

-       Penambahan kapasitas olah.
-       Meningkatkan randemen.
-       Meminimalkan losses.
-       Meminimalkan pemakaian sumber daya air, listrik dan uap.
-       Meningkatkan mutu produksi.

Pengolahan buah kelapa sawit dimulai sekitar awal tahun 1900 di pantai barat Afrika dengan teknologi  yang sangat sederhana yaitu dengan merebus buah kelapa sawit - yang populer di Indonesia dengan sebutan Tandan Buah Segar disingkat TBS - langsung didalam air kemudian diperas dengan manual. Losses dengan cara ini sangat tinggi, kapasitas olah yang sangat rendah sekitar 5 ton per hari, sampai kepada teknologi saat ini merebus dengan uap bertekanan, losses yang sangat rendah dan kapasitas olah bisa mencapai  2400 ton TBS per hari.

Proses pengolahan TBS sampai menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil)  dan inti sawit (Palm Kernel) umumnya adalah proses mekanik dan pisik (alami) dan perlakuan yang diberikan adalah pemanasan, pemisahan, pengeringan serta pengangkutan material dari satu alat ke alat yang berikut.

Tempat pengolahan TBS disebut Palm Oil Mill di Indonesia biasa disebut PKS (Pabrik Kelapa Sawit), tetapi istilah ini kurang tepat karena biasanya penamaan pabrik diberikan sesuai produk utamanya, sebab itu  lebih tepat bila disebut Pabrik Minyak Sawit (PMS) atau Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS).



Palm Oil Mill (POM) biasanya terdiri dari beberapa fasilitas  :

1.     Penerimaan TBS.
2.     Sumber daya air, uap dan listrik serta Workshop.
3.     Pengolahan.
4.     Penimbunan Produksi.
5.     Penimbunan Limbah dan Pengolahannya.

 



Beberapa hal mendasar yang perlu benar-benar dipahami dalam pengolahan kelapa sawit adalah :

-       POM berfungsi mengutip minyak dan kernel dari TBS, itu berarti bahwa keberhasilan meningkatkan produksi minyak dan kernel adalah tergantung pada kematangan TBS.

-       POM mengolah TBS tidak dapat mengutip 100% minyak dan kernel yang terdapat pada TBS, karena pada limbah pengolahan masih terdapat minyak dan kernel yang terikut (losses).
Losses CPO dan PK mengacu pada angka standard yang ditetapkan.



POM dikatakan mempunyai effisiensi yang tinggi bila :
1.     Mampu mengolah pada atau diatas  kapasitas terpasang.
2.     Mampu menekan losses CPO dan PK dibawah standard.
3.     Mampu mengolah dengan stagnasi (down time) dibawah 3%.
4.     Mampu memproduksi CPO dan PK dengan mutu dalam ambang batas standard.
5.     Mampu mengendalikan biaya olah dengan wajar.

Untuk mengoperasikan instalasi pengolahan  kelapa sawit  diperlukan pengetahuan dan penguasaan terhadap proses pengolahan tersebut, kinerja mesin dan alat kemampuan mengoperasikannya serta kemampuan mendiagnosa suatu penyimpangan.

Instalasi POM dikelompokkan  dalam beberapa stasion pengolahan sebagai berikut :
No.
Stasiun
Mesin/Alat
Fungsi

1

Penerimaan TBS

-   Jembatan Timbang

-   Loading Ramp

-   Lori
-   Transfer Car Buah
Mentah


-   Menimbang TBS dan Produksi
-   Penimbunan TBS dan pengisian lori
-   Pemuatan dan transport
-   Memindahkan jalur rel lori

2

Rebusan

-   Sterilizer
-   Capstand / Bollard
-   Transfer Car Buah
Masak


-   Memasak TBS
-   Menarik lori
-   Memindah jalur rel lori
 

3

Penebah / Pemipil/Bantingan

-   Tippler
-   Timba Buah Masak
-   Penebah/Bantingan

-   Conveyor / Ularan
-   Empty Bunch Conveyor (EBC)
-   Hopper
-   Incenerator

-   Menuang TBS Masak
-   Menaikkan TBS Masak
-   Memisahkan buah dan tandan
-   Memindahkan buah
-   Mengirim tankos ke hopper
-   Menimbun tankos
-   Membakar Tankos
No.
Stasiun
Mesin/Alat
Fungsi

4

Kempa / Pressan

-   Digester / Adukan

-   Kempa / Pressan


-   Sand Trap
-   Vibro Separator

-   Crude Oil Tank




-   Melumat buah menjadi massa buah
-   Memisahkan fraksi padat dan fraksi cair dari massa buah
-   Pengutipan pasir
-   Penyaringan minyak / padatan
-   Penampungan hasil saringan sebelum dikirim ke stasiun klarifikasi

5

Klarifikasi

-   Continous Settling Tank
-   Pure Oil Tank

-   Sludge Tank
-   Oil Purifier
-   Vacuum Drier

-   Transfer Pump

-   Tangki Timbun

-   Pre  Cleaner Cyclone
-   Decanter

-   Decanter Solid Drier

-   Vibrating Grate

-   Solid Bin Bagging & Weighing
-   Reclaim Oil Tank

-   Fatpit


-   Hot Water Tank

-   Sludge Settling Tank
-   Oil Loading Bay


-   Memisahkan minyak dan lumpur
-   Penampungan dan pemanasan minyak
-   Penampungan Sludge
-   Pemurnian minyak
-   Pengering minyak dengan sistem vacuum
-   Mengirim minyak ke tangki timbun
-   Menimbun minyak produksi
-   Pengutipan pasir sistem siklon
-   Memisahkan minyak, air dan padatan
-   Pengering padatan Decanter
-   Memisahkan padatan halus  dan kasar
-   Pengarungan dan penimbangan padatan
-   Penampungan minyak kotor / sludge
-   Penampungan dan pemisahan minyak dan Sludge / lumpur
-   Memanaskan air untuk kebutuhan proses
-   Menampung dan memis ahkan minyak dan Sludge
-   Pengiriman CPO ke pelabuhan


No.
Stasiun
Mesin/Alat
Fungsi

6

Pengupas Biji / Depericarper

-   Cake Breaker Conveyor (CBC)

-   Depericarping Vertical Column




-   Polishing Drum

-   Fibre Cyclone & Air Lock


-   Memecah dan mengering kan sampah pressan sehi ngga mudah dipisahkan
-   Memisahkan partikel ringan (cangkang, fibre dan abu ditarik ke fibre cyclone) dengan parrtikel berat (biji, inti pecah) turun ke polishing drum
-   Membersihkan biji dari fibre yang melekat
-   Menarik dan menurunkan fibre


7

Pabrik Biji

-   Pneumatic Nut Transport/Destoner
-   Nut Silo / Silo Biji

-   Ripple Mill
-   Cracked Mixture Separator
   Column 1 & 2
-   Clay Bath Separator


-   Hydrocyclone


-   Kernel Silo / Silo Inti
-   Kernel Winnower & Cyclone
-   Kernel Hopper


-   Menaikkan biji dari polishing drum ke silo biji
-   Menyimpan dan mengeringkan biji
-   Memecah biji
-   Memisahkan inti sawit dengan abu, inti pecah, cangkang halus
-   Memisahkan inti sawit dan cangkang dengan media lumpur
-   Memisahkan inti sawit dan cangkang dengan media air
-   Mengeringkan inti sawit
-   Memisahkan inti sawit dengan sampah halus
-   Penimbunan dan penimbangan inti sawit


8

Ketel Uap / Boiler

-   Ketel Uap


-   Boiler Blow Down Pit

-   Demineraliser

-   Boiler Feed Water Tank
-   Feed Water Pump


-   Menghasilkan uap bertekanan 21 kg/cm2 atau lebih
-   Menampung air dari blow down ketel uap
-   Pemurnian air untuk ketel uap
-   Tangki air umpan ketel

-   Pompa air umpan ketel

No.
Stasiun
Mesin/Alat
Fungsi

9

Kamar Mesin / Power House


-   Turbo Alternator

-   Diesel Generator

-   Diesel Service Tank
-   Diesel Storage Tank
-   Back Pressure Vessel



-   Distribution Board

-   M.C.C

-   Pembangkit listrik tenaga uap
-   Pembangkit listrik tenaga diesel
-   Tangki solar harian
-   Tangki timbun solar
-   Menampung uap bekas turbine tekanan 3,5 kg /cm2  dan mendistribusi-kannya  keinstalasi yang membutuhkan (proses)
-   Panel pembagi tenaga listrik
-   Panel untuk menjalankan motor

10

Penjernihan Air / Water Treatment

-   Raw Water Intake (RWI)
-   Water Concrete Storage Pond (bak air kotor)
-   Pompa Kimia


-   Clarifier

-   Clarified Water Basin (bak air bersih)
-   Pressure Filter

-   Elevated Water Storage Tanks


-   Pengambilan air baku dari sungai
-   Untuk menampung air dari sungai

-   Memasukkan bahan kimia penjernih air ke saluran pipa
-   Pengendapan lumpur secara kontinyu
-   Penampungan air bersih

-   Untuk mengambil kotoran di dalam air
-   Penimbunan air untuk disalurkan ke pemakai

11

Unit Pengolahan Air Limbah  (UPAL)

-   Deoiling  Pond
-   Premary Anaerobic Pond dan Secondary Anaerobic Pond
-   Pompa Sirkulasi
-   Aerator Tower
-   Aeration Pond
-   Sedimentation Pond


-   Pengutipan minyak
-   Pengolahan limbah dengan sistem anaerobic dengan menggunakan mikro bio
-   Untuk sirkulasi air limbah
-   Menara aerasi air limbah
-   Kolam aerasi
-   Kolam sedimentasi






11

Unit Pengolahan Air Limbah  (UPAL)

-   Deoiling  Pond
-   Premary Anaerobic Pond dan Secondary Anaerobic Pond
-   Pompa Sirkulasi
-   Aerator Tower
-   Aeration Pond
-   Sedimentation Pond


-   Pengutipan minyak
-   Pengolahan limbah dengan sistem anaerobic dengan menggunakan mikro bio
-   Untuk sirkulasi air limbah
-   Menara aerasi air limbah
-   Kolam aerasi
-   Kolam sedimentasi




























3.02.     PROSEDUR PENGOLAHAN

1.    Penerimaan Bahan Baku

a.            Penimbangan TBS
Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, mula-mula ditimbang dijembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat TBS yang diterima oleh pabrik.

b.            Penimbunan TBS
Setelah ditimbang, TBS dipindahkan ke loading ramp  sebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan buah dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu TBS yang akan diolah perlu dilakukan sortasi di loading ramp.

c.            Pengisian buah ke dalam lori
Lori diisi penuh dengan buah yang akan diolah. Pengisian yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian yang tidak penuh akan menyebabkan penurunan kapasitas oleh sterilizer atau sebaliknya pengisian yang terlalu penuh akan mengakibatkan pintu maupun pelat (wear plate) rusak atau buah jatuh dalam rebusan.

d.            Pengisian lori kedalam sterilizer
Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan kedalam sterilizer  dengan menggunakan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup rapat-rapat dan dikunci dengan menggunakan “handle” sehingga kemungkinan terbuka saat poses perebusan tidak terjadi.

2.    Perebusan

Pola perebusan yang umum digunakan ada dua yaitu double peak (dua puncak) atau tripple peak (tiga puncak). Jumlah puncak dalam pola perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau secara otomatik.



Perebusan tripple peak (tiga puncak)
Waktu perebusan 80 – 85 menit yaitu terdiri dari :

=  Deaerasi=  2,5 menit
=  Pemasukan uap dan pembuangan pada  
    puncak I,II  =   25 menit
=  Penahanan tekanan 2,8 – 3 kg/cm2=   50
    menit
=  Pembuangan uap akhir =7,5 menit
Total waktu             =   85 menit



=a. Deaerasi
Pipa uap masuk dibuka, katup deaerasi dan atau katup kondensat dibuka, udara dibuang dengan cara memasukkan uap, karena udara lebih berat, maka udara akan berada dilapisan bawah, dibuang melalui katup deaerasi atau melalui pipa kondensat. Deaerasi akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung.

=b. Pemasukan Uap dan Pembuangan
      Puncak I dan II

Frekwensi pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan tergantung pada pola perebusan. Puncak pertama dicapai dengan membuka  kran uap masuk selama 7 menit (umumnya tekanan dicapai 1,5 kg/cm2) kemudian kran tersebut ditutup dan kran kondensat, kran buang (exhaust valve)  dibuka dengan tiba-tiba sehingga tekanan turun sampai 0.5 kg/cm2 (± 3 menit), kemudian kran kondensat ditutup. Kran uap masuk dibuka setelah 10 menit puncak kedua dicapai (tekanan 2 – 2,5 kg/cm2), kemudian kran uap masuk ditutup dan kran kondensat & exhaust valve dibuka hingga tekanan 1 kg/cm2 (± 3 menit).

=c. Penahanan Tekanan

Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat dilanjutkan dengan membuka kran uap masuk dan kran kondensat “by pass” untuk membuang air kondensat. Masa penahanan tekanan dihitung setelah mencapai puncak tertinggi hingga awal pembuangan uap terakhir.






 


























=d. Pembuangan Uap Akhir

Setelah penahanan tekanan uap selesai maka uap yang berada dalam sterilizer dibuang dengan membuka kran kondensat, kemudian setelah tekanan menjadi 2,5 kg/cm2  maka kran pembuangan uap yang berada di atas sterilizer dibuka dengan tiba-tiba. Setelah tekanan sama dengan tekanan atmosfer maka pintu rebusan dibuka.

=e. Pengeluaran Lori dari Sterilizer

Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam sterilizer  dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan agar “packing door” lebih aman, kemudian lori ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukan buah yang akan direbus.





3.    Penebahan Buah

Buah rebusan dari sterilizer diangkat dengan hoisting crane atau melalui tippler dituang ke thresher melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian autofeeder akan mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus. Penebahan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan putaran (23 – 25 rpm). Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit Digester oleh “distributing conveyor”, selanjutnya tandan kosong melalui “empty bunch conveyor” dibawa ke “incenerator” atau ke “empty bunch hopper”.

4.    Pelumatan  Buah

Buah yang masuk ke dalam digester disebut sebagai material passing to digester (MPD), diaduk sedemikian rupa sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari biji.
Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik bila isi digester selalu dipertahankan penuh. Minyak bebas dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester. Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efektifitas pelumatan pisau digester. Suhu massa digester harus selalu dipertahankan 90 – 95oC.


5.    Pengempaan Buah

Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan cone 30 – 50 Bar dengan menggunakan air pengencer screw press bersuhu 90 – 950C sebanyak 15 – 20% TBS. Untuk menurunkan viskositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter ke stasion klarifikasi. Sedangkan ampas kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah pemisahan biji dan serat.




6.    Pemecahan Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor)

Ampas press yang masih bercampur biji berbentuk gumpalan-gumpalan, dipecah dan dibawa untuk dipisah antara ampas dan biji. Alat ini terdiri dari pedal-pedal yang diikat pada poros yang berputar. Kemiringan pedal diatur sehingga pemecahan gumpalan-gumpalan terjadi dengan sempurna, sambil mendorongnya pelan-pelan menuju depericarper dan penguapan air dapat berlangsung dengan lancar.

7.    Pemisahan Ampas dan Biji (Depericarper)

Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dengan biji, serta membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating column) dan drum pembersih (polishing drum). Ampas dan biji dari konveyor pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor) masuk kedalam kolom isapan blower. Sistem pemisahan terjadi oleh isapan blower. Ampas kering (berat jenis kecil) masuk kedalam siklon ampas ke dalam conveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh kebawah dan dihantar oleh conveyor kedalam drum pembersih.




8.          Klarifikasi Minyak Sawit.

8.1.        Pemisahan Pasir

Minyak yang keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan ke dalam sand trap tank dengan tujuan untuk mengendapkan pasir.

8.2.        Penyaringan Bahan Padatan

Crude Oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20 – 40 mesh untuk memisahkan  bahan asing seperti pasir, serabut, bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengencer maka setiap dua jam sekali diambil sampel crude oil sebelum masuk vibrating creen untuk selanjutnya dengan hand centrifuge/electric centrifuge dapat diketahui komposisi, minyak, NOS dan air. Komposisi yang tepat jika perbandingan minyak dan sludge 1 : 2 (konvensional) dan jika dengan decanter perbadingan minyak dan sludge 1 : 1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90 – 950C, selanjutnya crude oil dipompa ke continous settling tank.

8.3.        Pemisahan minyak dengan continous settling tank/clarifier tank.
Fungsi continous settling tank adalah untuk mengendapkan sludge yang terkandung dalam crude oil. Temperatur minyak dalam continous settling tank harus dipertahankan 90 – 950C. Minyak yang berada pada lapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank. Secara periodik sesuai kondisi masing-masing pabrik, sludge dan pasir di dasar bejana harus dibuang (flushed out) dengan maksud agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan baik.

8.4.        Pemurnian Minyak (oil purifier)
Fungsi oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga kadar kotoran minyak produksi menjadi 0.02%. Suhu minyak dalam oil purifier 90 – 950C, akhirnya minyak dari oil purifier dimasukkan ke dalam vacuum oil dryer.

8.5.        Pengeringan Minyak (oil dryer)
Minyak dari oil purifier dengan suhu 90 – 950C dipompa dan ditampung dalam float tank untuk seterusnya diisap oleh vacuum dryer. Dibawah pelampung terpasang “Top Spindle  untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali < 50 TORR. Kemudian melalui nozzle, minyak akan disemburkan ke dalam bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana digunakan float valve dibagian bawah bejana.

8.6.        Penimbunan Minyak Produksi
Minyak yang terkumpul didasar bejana akan disalurkan ke pompa dilantai bawah selanjutnya dipompakan ke tangki timbun. Tangki timbun secara periodik dilakukan pengurasan mengikuti standard prosedur pencucian tangki. Suhu penyimpanan berkisar antara  40 – 500C





9.          Pengolahan Sludge

9.1.        Sand Cyclone (Pre Cleaner)
Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompakan ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah oleh adanya gaya centrifugal. Pasir halus yang berhasil dipisahkan akan di blow down secara otomatis Sand Cyclone berfungsi dengan baik jika perbedaan tekanan inflow dan outflow sludge menunjukkan 2 Bar. Untuk memisahkan/mengambil minyak yang masih terkandung pada sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator.

9.2.        Pemisah Lumpur (sludge separator)
Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner , dimasukkan ke dalam sludge separator, untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar  menuju Reclaim Oil Tank. Cairan dan padatan yang mempunyai berat jenis lebih berat dari minyak, terdorong kebagian dinding bowl, dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel pada dinding bowl dibersihkan/dicuci secara manual atau secara otomatis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

  1. Suhu “Sludge” dijaga 90 – 95oC
  2. Penggunaan  air untuk balancing harus dengan air panas (90 – 950C) dengan besarnya aliran 10 – 150C pada gelas duga (alfa laval) atau berpedoman pada pelampung (wesfalia).
  3. Pembebanan baru dapat dilaksanakan setelah mesin berputar normal dengan menghitung petunjuk putaran (Revolution Counter).
  4. Pencucian Bowl dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
  5. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari.

9.3.        Penampung Limpahan Minyak (Reclaim Oil Tank).
Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, sludge tank yang di “drain” setiap pagi sebelum mengolah, ditampung di dalam tangki ini. Demikian juga minyak kutipan dari bak penampungan sludge (Fat Pit), jika ALB masih memenuhi syarat. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi untuk tujuan pemanasan. Minyak yang terapung dibagian atas dialirkan ke clarifier tank sedangkan lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge yaitu Fat Pit. Pembersihan dan pemeriksaan keseluruhan dilakukan seminggu sekali.

9.4.        Pengutipan Minyak Parit (Fat Pit)
Fat Pit  dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air condensate dan stasion klarifikasi. Minyak yang terkutip akan dipompa ke reclaim oil tank. Pembersihan bak dan pemeriksaan dilakukan setiap 1 (satu) bulan.


10.          Pengolahan Biji

10.1.     Pemeraman Biji (nut silo)
Alat ini berfungsi sebagai tempat pemeraman biji. Biji yang telah keluar dari depericarper, perlu diperam agar lebih mudah dipecah dan kernel lekang dari cangkang.
Lapisan biji dalam alat umumnya terdiri dari 3 (tiga) tingkat suhu yang berbeda :
    1. Bagian atas 700C
    2. Bagian tengah 600C
    3. Bagian bawah 500C



10.2.     Pemecahan Biji
Alat pemecah biji terdiri dari dua tipe yaitu tipe nut cracker dan ripple mill. Nut cracker hendaknya dioperasikan dengan kecepatan putar yang sesuai dengan ukuran biji :
                                  i.        Fraksi kecil < 13 mm : 1400 rpm
                                ii.        Fraksi sedang 13 – 15 mm : 1300 rpm
                               iii.        Fraksi besar > 15 mm : 1250 rpm
Jika pemecahan biji menggunakan ripple mill maka magnit yang terdapat pada corong pemasukan harus sering dibersihkan dari logam yang melekat. Effisensi nut cracker atau ripple mill dinyatakan dengan persentase biji yang dapat dipecah terhadap umpan.


10.3.     Pemisahan basah atau kering
Kernel yang masih campur dengan cangkang dipisahkan satu dengan yang lain melalui cara pemisahan basah atau kering yaitu :
a.    Pemisahan kering dengan menggunakan hisapan angin.
b.    Pemisahan basah dengan menggunakan tanah liat (Claybath) atau air pusingan (Hydrocyclone).



=a. Pemisahan kering (Cracked Mixture Separator)
Sering juga disebut LTDS (Light Tenera Dust Separator) biasanya dengan dua tingkat. LTDS 1 memisahkan kernel bulat dengan cangkang/kernel pecah dan abu. Kernel bulat dikirim ke silo kernel, cangkang/kernel pecah menuju LTDS dan abu dikirim ke boiler.
LTDS 2 memisahkan cangkang besar ke sheel bin, cangkang halus/kernel pecah ke Pemisah Basah dan abu dikirim ke Boiler.


b.1. Pemisahan Basa          Pemisahan dengan Hydrocyclone
Cracked mixture dengan gaya berat, kernel dan cangkang masuk ke dalam bak air hydrocyclone. Prinsip kerja hydrocyclone adalah pemisahan cangkang dan kernel dalam pusaran air yang kuat. Kernel yang berat jenis lebih rendah terkumpul ditengah dan keluar melalui vortex finder ke dewatering drum/vibrating screen, sedangkan cangkang yang berat terlempar kepinggir tabung dan keluar melalui cones ke dewatering drum/vibrating screen. Sampah-sampah yang melekat pada dewatering drum harus selalu dibersihkan. Penambahan air dilakukan secara kontinu agar permukaan air tetap pada batas yang ditentukan, jika persentase kernel dalam cangkang terlalu tinggi maka vortex finder diturunkan, sebaliknya jika persentase cangkang dalam kernel tinggi maka vortex finder dinaikkan.


b.2. Pemisahan dengan Clay Bath
Cracked Mixture dipisahkan dengan menggunakan larutan tanah liat dengan berat jenis 1.13 yaitu dengan mencampurkan tanah liat (kaolin) dengan air. Campuran kernel dimasukkan ke dalam bak dengan massa yang memiliki berat jenis lebih dari 1.13 (cangkang) akan turun menuju dasar cone dan secara gravitasi ke alat penapis cangkang untuk selanjutnya dikirim ke shell hopper. Sedangkan kernel yang mengapung karena berat jenisnya kurang dari 1.13 dialirkan melalui talang penapis dan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Pemisahan kernel dapat berlangsung dengan baik jika berat jenis cairan 1.13 dan tetap menggunakan tanah liat yang dapat membentuk larutan koloid.


10.4.      Pengeringan Kernel
=a. Pengeringan kernel sawit yang dilakukan pada dryer model segi empat secara bertingkat, yaitu pada kernel hasil pemisahan cara basah suhu pada tingkat atas, tengah dan bawah berturut-turut 60 – 700C,  70 – 800C dan 50 – 600C, sedangkan suhu alat pengering yang mengeringkan kernel hasil pemisahan kering adalah 60 – 700C, 70 – 800C, 50 – 600C.

=b. Pengeringan kernel sawit pada silo dengan bentuk bulat dilakukan pada suhu sekitar 70 – 800C, karena kernel dengan cara pemisahan kering dan basah tidak dipisah, maka yang perlu diperhatikan adalah agar air tidak sampai terkait ke silo.


10.5.      Penimbunan Kernel
Produksi kernel ditimbun dalam kernel bin selanjutnya disimpan dalam karung goni yang kelembaban udara diatur tidak lebih dari 70% atai ditimbun di silo kernel dimana pengiriman ketempat penjualan dengan sistem curah.

1 komentar:

Tommy mengatakan...

Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp bakteri dan nutrisi untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi kami di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
WhatsApp 081310849918